Adab seorang hamba yang senantiasa terjaga.

Agama, Hukum, Nasional, Ormas460 Dilihat

Sesungguhnya seorang Muslim hendaknya selalu menjaga adab dan menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia dalam berinteraksi dengan siapapun. Akhlak yang mulia menjadi tolok ukur kebaikan seseorang.

Allah ﷻ berfirman :

اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ

Artinya : “Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri.” (QS. As-Sajadah 32: 15)

Akhlak adalah karakter yang merupakan pemberian atau sesuatu yang dapat diupayakan. Keberadaannya terdapat di dalam jiwa manusia dan menjadi bagian dalam diri seseorang.

Firman Allah ﷻ,

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab 33 : 21)

Rasulullah ﷺ dalam sabdanya,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (HR. Al-Baihaqi).

Sebagaimana kita ketahui, memperbaiki akhlak manusia adalah satu misi utama diutusnya Nabi Muhammad ﷺ. Akhlak yang baik menjadi salah satu penyebab utama sesorang dapat masuk surga.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا

Artinya : “Sesungguhnya di antara yang terbaik dari kalian adalah yang paling mulia akhlaknya.” (HR. Bukhari).

Keutamaan lain dari memiliki akhlak mulia adalah pada hari kiamat akan ditempatkan duduknya paling dekat dengan Rasulullah ﷺ , Beliau bersabda ;

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

Artinya: “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR Tirmidzi)

Dalam sebuah sirah, diceritakan perjalanan ‘Umar ibn Al-Khaththab r.a ke Syam, ia dan pengawalnya bergantian naik unta. Jika ‘Umar naik, maka pengawalnya memegang tali kekang unta itu.

Ia berjalan sekitar 8 km, lalu ‘Umar turun, dan giliran pengawalnya naik di atas unta. Maka, ‘Umar memegang tali kekang unta tersebut dan berjalan sepanjang 8 km. Di tengah perjalanan, ‘Umar melihat air, maka ‘Umar pun mulai meneguk air itu sambil memegang tali kekang unta.

Tiba-tiba Sa’id ibn Syaddad muncul. Ia adalah penguasa Syam saat itu. Ia berkata, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang kau lakukan? tidak baik bagimu, jika rakyat melihatmu dalam keadaan ini “, Umar menjawab, ” Dengan Islam, aku tidak akan memedulikan ocehan orang lain.”

Sebagai seorang Kalifah, Umar menunjukan adab yang baik bagaimana seorang pemimpin bergantian berjalan bersama bawahannya yang hanya memiliki 1 kendaraan.

Sesungguhnya akhlaq mulia itu terwujud dengan senantiasa membersihkan jiwa dari sifat-sifat rendah dan tercela, menghiasi pribadi dengan sifat-sifat terpuji.

Salah satu simpul kemuliaan adalah selalu menjalin hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan silaturahiem, memberikan kebaikan kepada orang yang tidak mau berbuat baik, dan dengan mudahnya memberi maaf kepada orang lain yang menzalimi.

Baca juga :

  1. 20 Tahun Gempa Bumi dan Tsunami Aceh, Adalah Tragedi Terburuk Abad Ini.
  2. Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian yang baik.
  3. FOZ dan BPJS Ketenagakerjaan Sumut Teken PKS, Bantu Beri Jaminan Perlindungan Untuk Mustahik

Akhlaq mulia adalah pribadi yang memiliki berbagai keutamaan. Memiliki akhlaq mulia mempunyai kemampuan melaksanakan perintah Allah dan Rasulullah ﷺ.

Dengan akhlak yang mulia, seorang akan terbebas dari pengaruh negatif prilaku orang lain. Dengan kemuliaan akhlak pula seorang muslim akan memperoleh ketinggian derajat.

Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,

مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ

Artinya : “Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlaq yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2134)

Adab seorang muslim adalah berakhlak mulia yang senantiasa menjaga akhlaqnya. Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba yang berakhlaq terpuji, yang akan mendapatkan kemuliaan didunia dan akhirat kelak.

  • Penulis : Tauhid Ichyar
  • Pengurus PW Persis Sumatera Utara

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *