Mengkhianati Perintah Rasulullah SAW

Oleh : Tauhid Ichyar

persatuannews.com. Sesungguhnya sifat khianat merupakan perilaku yang menyimpang dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Sifat ini tidak saja merusak diri pelaku, namun juga merusak keluarga dan orang lain.

Allah ﷻ berfirman :

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْۤا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya :”Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Anfal 8: 27)ifat

khianat adalah salah satu akhlak mazmumah yang bukan hanya berpotensi menimbulkan disharmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat tetapi juga dapat menimbulkan konflik dan permusuhan dalam berbagai aspek kehidupan.

Sabda Rasulullah ﷺ :

عَنْ أَبِي هُرَ يْرَ ةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِذَاضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِالسَّاعَةَ,كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا أُسْنِدَاْلأَمْرُ إِلىَ غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِالسَّا عَةَ. (اَخْرَجَهُ الْبُخَا رِيُّ فِيْ كِتَابِ الرِقَاقْ)

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Salah seorang sahabat bertanya:”Bagaimanakah menyia-nyiakannya, hai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab: “Apabila perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya (HR. Imam Bukhari)

Baca juga :

  1. Hujan dan Kehidupan Mikrokosmos: Sebuah Analogi Biologis
  2. Muskerwil 2 PW Persis Sumut Resmi di Buka Oleh Ketum PP Persis
  3. KH Muhammad Nuh Tutup Muskerwil II Persis Sumut.

Khianat bisa diartikan sebagai suatu perbuatan yang tidak melaksanakan atau menjaga apa yang diamanahkan dan menjadi kewajibannya kepada Allah dan Rasul-Nya, begitu juga orang lain atasnya.

Allah ﷻ secara tegas melarang sifat dan perbuatankhianat dalam berbagai aspeknya. Lihatlah bagaimana kita menyaksikan bagaikan pertunjukan opera yang sedang pentas diatas panggung politik. Menyaksikan para elite berkhianat terhadap amanah rakyat, kasus korupsi uang negara, dari Gubernur, Walikota, Bupati, Menteri, pejabat kedinasan silih berganti mengkangkangi haq umat.

Jabatan yang telah diamanahkan rakyat di nodai oleh suatu perbuatan khianat terhadap tugas-tugas Negara dan kekuasaan yang diberikan kepada mereka sebagai pejabat Negara.

Sesungguhnya para pengemban amanah itu tidak mampu menjalankan amanah sebagaimana mestinya, namun tragisnya mereka terus berusaha mempertahankan amanah yang diberikan kepadanya dengan berbagai cara dan penuh kelicikan.

Saat hijab Allah buka, maka tidak saja dirinya yang hancur karena malu, hilang martabat dan hartanya, hancur pula perasaan keluarga dan orang-orang disekelilingnya.

Nabi ﷺ bersabda:

وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالتَّفَاحُشُ، وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ، وَسُوءُ الْمُجَاوَرَةِ، وَحَتَّى يُؤْتَمَنَ الْخَائِنُ وَيُخَوَّنَ الْأَمِينُ

Artinya : Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul perkataan keji, kebiasaan berkata keji, memutuskan kerabat, keburukan bertetangga, dan sehingga orang yang khianat diberi amanah (kepercayaan) sedangkan orang yang amanah dianggap berkhianat. (HR. Ahmad).

Dalam sebuah siroh diceritakan tentang bagimana Yusuf menjelaskan kepada Al Azis tentang dirinya menjaga amanah ketika Al-Aziz tidak berada dirumah.

Allah ﷻ berfirman:

ذٰلِكَ لِيَـعْلَمَ اَنِّيْ لَمْ اَخُنْهُ بِالْغَيْبِ وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ كَيْدَ الْخَـآئِنِيْنَ

Artinya : “(Yusuf berkata), Yang demikian itu agar dia (Al ‘Aziz) mengetahui bahwa aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada (di rumah), dan bahwa Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat.” (QS. Yusuf 12: 52)

Maksudnya Allah ﷻ tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang khianat atas amanat yang dibebankan kepadanya. Ini berarti bahwa Allah akan membeberkan aibnya’ pada akhir nanti.

Sahabat Rasulullah Ibnu Abbas berkata,” khianat kepada Allah itu berupa perbuatan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan dan khianat kepada Rasulullah ﷺ berupa perbuatan meninggalkan sunah-sunah yang telah beliau gariskan dan melakukan maksiat terhadapnya.

Allah ﷻ berfirman:

وَاِمَّا تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ خِيَانَةً فَانْۢبِذْ اِلَيْهِمْ عَلٰى سَوَآءٍ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْخَآئِنِيْنَ

Artinya : “Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berkhianat.” (QS. Al-Anfal 8: 58)

Sesungguhnya sifat khianat adalah salah satu diantara sifat-sifat orang munafik

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ “

Artinya : Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Tanda orang munafik ada tiga yaitu apabila bercerita dia berdusta, apabila berjanji dia menyelisihi janjinya, dan apabila diberi amanah (kepercayaan) ia berkhianat”. (HR. Al-Bukhâri, dan Muslim, no. 59)

Sesungguhnya ayat Al-Qur’an dan hadits di atas menunjukkan bahwa khianat adalah perbuatan curang, dampak khianat sangat merusak tatanan bermasyarakat dan bernegara. Dan merupakan sifat yang dibenci Allah karena termasuk sifat orang–orang munafiq yang dikabarkan-Nya.

Sifat yang menjadikan kaum-kaum terdahulu mendapatkan adzab yang amat berat adalah sifat tercela bagi hamba yang senantiasa berbuat maksiat. Islam sangat mencela sifat khianat karena ia termasuk perbuatan tercela sekaligus maksiat.

Semoga Allah ﷻ menolong kita diri dari sifat khianat kepada Rasulullah ﷺ, dan diberikan petunjuk, hidayah serta kekuatan dalam menjalankan amanah sesuai tuntunan-Nya.

Penulis : Tauhid Ichyar
Pengurus PW Persis Sumatera Utara
Pengurus LUUI Ukhuwah MUI Sumatera Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *