Penanaman Pohon Sarana Mencegah Pencemaran Limbah

Kebanyakan masyarakat membuang langsung limbah domestik dan kotoran/tinja secara sengaja ke sungai atau selokan air. Limbah cair domestik mengandung 99,9% air dan 0,1% zat padat. Zat padat terdiri dari 65% protein; 25% karbohidrat; 10% lemak dan sisanya zat anorganik terutama butiran pasir, garam-garam dan logam.

persatuannws.com. Limbah industri dan rumah tangga nerupakan penyumbang aktif atas terjadinya pencemaran lingkungan. Sumbangan ini terus menerus secara berlahan menggerus tanah, sungai dan danau sebagai sumber air minum. Dampak pencemaran air ini menjadi salah satu sumber utama pencemaran air yang memberikan dampak luas terhadap lingkungan hidup.

 

Disisi lain perkembangan sektor industri yang ditandai dengan tumbuh pesatnya jumlah pabrik berdampak positip pada tingkat pertumbuhan ekonomi dengan menyerap banyak tenaga kerja. Namun limbah industri, limbah rumah tangga yang tidak dikelola berdampak buruk terhadap lingkungan hidup.

Limbah cair pabrik dengan kandungan zat beracun serta logam-logam berat seperti timbal, air raksa, cadmium dan seng, menyebabkan air tidak layak untuk dikonsumsi, bahkan penurunan produksi pertanian dan perikanan.

Limbah Domestik.
Limbah domestik adalah sisa atau bahan buangan yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia, termasuk dari rumah tangga, sekolah, penginapan, restoran, perkantoran, pasar, mall, dan lainnya. Limbah ini merupakan salah satu sumber pencemar terbesar bagi perairan.

Tingginya kandungan bahan organik dalam air limbah domestik meningkatkan pencemaran pada badan air penerima. Salah satu indikasi tercemarnya air adalah kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang melebihi baku mutu. Berdasarkan tingkat kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia, limbah domestik dapat menjadi ancaman yang cukup serius terhadap pencemaran lingkungan perairan bila tidak segera diuraikan.

Kebanyakan masyarakat membuang langsung limbah domestik dan kotoran/tinja secara sengaja ke sungai atau selokan air. Limbah cair domestik mengandung 99,9% air dan 0,1% zat padat. Zat padat terdiri dari 85% protein; 25% karbohidrat; 10% lemak dan sisanya zat anorganik terutama butiran pasir, garam-garam dan logam. (Sugiharto, 1987).

Umumnya pencemaran air terjadi akbibat aktivitas sehari-hari manusia yang kemudian menjadi limbah/sampah pemukiman atau limbah rumah tangga. Limbah cair pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen.

Baca juga :

  1. Kota Hijau, Kota Kesejukan Hayati
  2. Sikap Assertif dalam Membanguna Kebersamaan.
  3. Kolaborasi LAZ Persis Sumut dan RM Seafood Mak Judes Santunan Anak Yatim

Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Padahal saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen. Sisa detergen dan pestisida rumah tangga dapat merangsang pertumbuhan kanker yang bersifat karsinogen. Ini menyebabkan gangguan ginjal, dan gangguan kelahiran. Sedangkan penggunaan bahan kimia DDT (Dikloro Difenil Trikloretana) bersifat nonbiodegradabel yakni tidak dapat terurai secara alamiah, karena itu jika dipergunakan dalam pemberantasan hama DDT akan mengalami perpindahan melalui rantai makanan, akhirnya tertimbun dalam tubuh konsumen. Makin tinggi tingkat trofi makin pekat kadar zat pencemarnya.

Sebagaimana limbah domestik, sampah organik dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit, sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable).

Dari berbagai limbah domestik, dampak yang ditimbulkan mendatangkan hal buruk diantaranya; (a) Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusukan sampah. (b) Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.(c) Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme air.

(d) Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok (Eichhornia crassipes). (e) Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. (f) Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat proses pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen. (g) Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan pendangkalan.

Mencegah Pencemaran Limbah
Sebagaimana siklus alam, lingkungan memiliki kemampuan untuk mendegradasi senyawa-senyawa pencemar yang masuk ke dalamnya melalui proses biologis dan kimiawi. Namun, sering kali beban pencemaran di lingkungan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan proses degradasi zat pencemar tersebut secara alami. Akibatnya, zat pencemar akan terakumulasi sehingga dibutuhkan campur tangan manusia dengan teknologi yang ada untuk mengatasi pencemaran tersebut.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan oleh berbagai aktivitas tersebut maka perlu dilakukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan, termasuk baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair,baku mutu udara ambient, baku mutu udara emisi, dan sebagainya. Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat didalam air, tetapi air tersebut tetap dapat digunakan sesuai dengan kriterianya.

Salah satu mengatasi pencemaran air lainnya adalah melakukan banyak penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.

Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di bawahnya. Semoga kita bagian dari alam yang siap mendegradasi senyawa pencemar, agar hutan, tanah, sungai dan danau selamat dari degradasi pencemaran rumah tangga dan industri.

  • Penulis : Tauhid Ichyar
  • Pemerhati Sosial Masyarakat.

Persatuan News

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *