Jendela Fajar : Garis Edar

Dan Allah menjadikan kemunculan matahari di siang hari, maka matahari adalah bintang siang hari. Adapun bulan, Allah telah menetapkan baginya garis edar (manzilah) bagi perjalanannya.

persatuannews.com. Dalam fisika, orbit atau garis edar adalah jalur melengkung yang dilalui oleh suatu objek, yang bergerak mengitari objek lainnya, yang disebabkan pengaruh dari gaya gravitasi, seperti planet bumi yang mengitari matahari.

Banyak penemuan penting dari para ilmuwan pada abad terakhir ini justru telah disebutkan dalam Alquran. Salah satunya adalah tentang garis edar tata surya.

Allah ﷻ berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Artinya : Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Al-Anbiya’21: 33)

Orbit pertama kali dianalisis secara matematis oleh Johannes Kepler yang merumuskan hasil perhitungannya dalam hukum Kepler tentang gerak planet. Dia menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya kita adalah berbentuk elips dan bukan lingkaran atau episiklus seperti yang semula dipercaya.

Allah ﷻ berfirman:

وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ

Artinya: Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS Yasin 36:38)

لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِى فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Artinya: Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Yasin 36:40)

Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. Allah ﷻ berfirman bahwa di antara tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan-Nya yang besar ialah malam dan siang hari yang diciptakan-Nya; malam hari dengan kegelapannya, dan siang hari dengan terangnya.

Baca juga :

  1. Laz Persis Sumut Berbagi Berkah Ramadhan 1446 H.
  2. Musim Kemarau : Hijaukan Halaman Rumah, Menghadirkan Kesejukan.
  3. Mudik Itu Adalah Energi Kerinduan.

Allah ﷻ menjadikan keduanya silih berganti, bila yang satu datang maka yang lainnya pergi, demikian pula sebaliknya.

Nabi ﷺ berkata kepada Abu Dzar Radhiallahu anhu dan matahari telah terbenam,
`
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ أَنَّ اْلنَّبِيَّ قَالَ يَوْمًا : أَتَدْرُوْنَ أَيْنَ تَذْهَبُ هَذِهِ اْلشَّمْسُ؟ قَالُوْا: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: إِنَّ هَذِهِ تَجْرِيْ حَتىَّ تَنْتَهِيَ إِلىَ مُسْتَقَرِّهَا تَحْتَ اْلعَرْشِ, فَتَخِرَّ سَاجِدَةً, فَلاَ تَزَالُ كَذَالِكَ حَتىَّ يُقَالَ لَهَا: اِرْتَفِعِيْ, اِرْجِعِيْ مِنْ حَيْثُ جِئْتِ فَتَرْجِعُ, فَتُصْبِحُ طَالِعَةً مِنْ مَطْلِعِهَا

Artinya : Dari Abu Dzar bahwa pada suatu hari Nabi ﷺ pernah bersabda, “Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?”
Beliau bersabda,

“Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud.

Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya. (Muttafaq ‘alaih)

Dan Allah menjadikan kemunculan matahari di siang hari, maka matahari adalah bintang siang hari. Adapun bulan, Allah telah menetapkan baginya garis edar (manzilah) bagi perjalanannya.

Pada permulaan bulan ia muncul dalam bentuk yang kecil lagi cahayanya redup, kemudian cahayanya makin bertambah pada malam yang kedua, dan manzilahnya pun makin tinggi.

Setiap kali manzilahnya bertambah tinggi, maka cahayanya pun bertambah terang, sekalipun pada kenyataannya cahaya yang dipancarkannya itu merupakan pantulan dari sinar matahari.

Allah ﷻ berfirman:

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Baqarah 2: 29)

Memandangi langit yang terbentang maha luas tanpa tiang-tiang, dihiasi dengan gemerlapnya cahaya bintang-bintang, benda-benda langit berjalan dengan teratur pada garis edarnya.

Seakan membawa kita pada dimensi alam yang menggetarkan hati. Dimensi manusia atas keagungan dan ketakjuban ciptaan-Nya yang maha sempurna.

Langit, alam semesta dengan segala kompleksitas yang sangat rumit namun penuh dengan keindahannya, menjadi bukti nyata akan kebesaran Allah ﷻ, Sang Pencipta yang Maha Kuasa.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Pengurus PW Persis Sumatera Utara
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara

Persatuan News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *