persatuannews.com. Likuefaksi tanah, dalam bahasa Inggris, soil liquefaction adalah fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan, misalnya getaran gempa bumi atau perubahan ketegangan lain secara mendadak, sehingga tanah yang padat berubah sebagai cairan.
Allah ﷻ berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Artinya : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS al-A’râf 7:96).
Fenomena Likuifaksi terjadi ketika lapisan tanah kehilangan kestabilan yang disebabkan tekanan air pori oleh beban siklis atau getaran, seperti gempa bumi.
Saat gempa terjadi, guncangan mengakibatkan tekanan besar pada lapisan tanah, terutama pada tanah yang memiliki kadar air tinggi. Getaran ini membuat butiran tanah saling bergerak dan air mengisi pori-pori tanah, sehingga tanah berubah menjadi lumpur.
Allâh ﷻ berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ﴿٤١﴾قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah, “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allâh)”. (QS ar-Rûm 30:41-42).
Tafsir Al-Wajiz menyebutkan, telah tampak kerusakan di berbagai hal seperti kegersangan, kekeringan, kebakaran, banjir, penyakit, kegelisahan dan ditawan oleh musuh akibat kemaksiatan dan dosa manusia. Agar Allah membuat mereka merasakan balasan dari sebagian perbuatan mereka di dunia sebelum dihukum di akhirat dan agar mereka bisa kembali dari kemaksiatan mereka dan bertaubat atas dosa-dosa (mereka).
Ayat tersebut mengaskan kerusakan alam oleh tangan-tangan jahat manusia, kerusakan alam baik di darat maupun di laut. Sehingga manusia merasakan dampak kerusakan yang diperbuatnya. Kerusakan alam disebabkan keserakahan manusia. Kerusakan alam dikarenakan ekploitasi yang berlebih-lebihan.
Rasulullah ﷺ bersabda :
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Artinya : “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031).
Baca Juga :
- Anggota DPD RI Muhammad Nuh Tolak Isu Pelegalan Judi dalam Dialog dengan Masyarakat Pakpak Bharat
- Semangat Berqurban
- Pelantikan Tasyikil Pimpinan Daerah Persatuan Islam Istri (Persistri) Tanahkaro
Di Indonesia fenomena Likuifaksi hampir rata terjadi pada daerah-daerah yang disinggahi gempa seperti; Aceh ; Lhok Seumawe pada 4 Desember. Tarutung pada 27 April 1987, Gorontalo ; pada 18 April 1990, Molangato pada 17 November 2008, Nusa Tenggara Timur; P. Alor pada 7 April 1991,
Manggarai pada 25 Maret 2003, Maluku Utara ;Desa Sambiki, P. Obi pada 10 Agustus 1994, Sulawesi Tengah ; Sausu-trans, Mekarsari, Balingi, Tolai, dan Torue pada 20 Mei 1995, Lembah Napu, Poso pada 29 May 2017, Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Mountong pada 28 September 2018,
Jambi ; Sitinjau Laut pada 10 Juli 1995, Papua ; Desa Bosnik, Warsa, Aman, Sawai, dan Wasari pada 17 Februari 1996, Papua Barat ; Ransiki pada 10 Oktober 2002, Sorong pada 25 September 2015, Maluku, Desa Pela dan Waimorat pada 14 Maret 2006,
Sumatera Barat, Solok pada 3 Juli 2007, Padang Pariaman pada 30 September 2009, Sulawesi Tenggara, Kec. Moramo pada 25 April 2011, Kalimantan Utara, Tarakan pada 21 Desember 2015, Nusa Tenggara Barat, Lombok utara pada 8 Mei 2018, Sulawesi Barat, Desa Leling, Kec. Tommo, Kab. Mamuju pada 2 November 2024.
Rasulullah ﷺ bersabda :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Artinya : Dari Abu Sa’id al-Khudri dan dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Tidaklah seorang muslim ditimpa sesuatu seperti kelelahan, penyakit (yang tetap), kekhawatiran (terhadap sesuatu yang kemungkinan akan menyakitinya), kesedihan, gangguan, dan duka-cita karena suatu kejadian, sampai duri yang menusuknya, kecuali Allâh akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sebab itu”. (HR al-Bukhâri, no. 5642; Muslim, no. 2572)
Sungguh, setelah mengetahui bahwa seluruh musibah yang menimpa manusia, penyebabnya adalah tangan-tangan manusia itu sendiri. Maka dengan keyakinan ini akan menghadirkan segala sesuatu kebaikan.
Saat seseorang atau masyarakat tertimpa musibah, maka mereka akan introspeksi diri dan mengoreksi kesalahan-kesalahannya, lalu kembali kepada Allâh ﷻ.
- Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
- Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.