persatuannews.com. Menurut bahasa, jabatan artinya sesuatu yang dipegang, sesuatu tugas yang diemban. Semua orang yang punya tugas tertentu, kedukan tertentu atau terhormat dalam setiap lembaga atau institusi lazim disebut orang yang punya jabatan.
Jabatan (occupation atau position) adalah posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu organisasi, yang mencakup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak-haknya. Jabatan dapat bersifat tetap dan memiliki nama, nomenklatur yang spesifik.
Jabatan merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Disebut sebagai amanah Tuhan karena jabatan tersebut didapat bukan semata-mata karena kehebatan seseorang, tetapi karena kehendak dan karunia dari Tuhan sebagai takdir-Nya.
Karena jabatan adalah amanah, maka harus dijaga dan dijalankan atau dipelihara dan dilaksanakan dengan benar, sebab suatu saat akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Tuhan Semesta Alam.
“Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberi tanpa memintanya, niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah dengan diberi taufik kepada kebenaran). Namun jika diserahkan kepadamu karena permintaanmu, niscaya akan dibebankan kepadamu (tidak akan ditolong)” (Al-Imam Al-Bukhari)
Baca Juga :
- Anggota DPD RI Muhammad Nuh Tolak Isu Pelegalan Judi dalam Dialog dengan Masyarakat Pakpak Bharat
- Semangat Berqurban
- Pelantikan Tasyikil Pimpinan Daerah Persatuan Islam Istri (Persistri) Tanahkaro
Sesungguhnya menjadi seorang tokoh dan memiliki jabatan saat ini merupakan impian banyak orang kecuali sedikit dari mereka yang dirahmati Tuhan YME. Sangat jamak terjadi jabatan dijadikan sebagai wadah rebutan, lobbying sana sini, sogok menyogok serta upeti. Khususnya jabatan yang memberikan posisi strategis dan pundi-pundi yang menjanjikan.
“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan. ” (HR. Al-Bukhari)
Masih berkaitan dengan permasalahan diatas, juga didapatkan riwayat dari Abu Dzar Al-Ghifari. Ia berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku sebagai pemimpin?” Mendengar permintaanku tersebut beliau menepuk pundakku seraya bersabda: “Wahai Abu Dzar, engkau seorang yang lemah sementara kepemimpinan itu adalah amanah. Dan nanti pada hari kiamat, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambil dengan haknya dan menunaikan apa yang seharusnya ia tunaikan dalam kepemimpinan tersebut.” (HR. Muslim)
Maka berhati-hatilah dengan jabatan, ia tidak sekedar kesenangan fisik, kehormatan, berbagai fasilitas, atau kedudukan yang tinggi ditengah masyarakat namun didalamnya ada amanah yang wajib ditunaikan secara benar.
“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas di tengah segerombolan kambing lebih merusak dari pada merusaknya seseorang terhadap agamanya karena ambisinya untuk mendapatkan harta dan kedudukan yang tinggi. ” (HR. Tirmidzi)
Jabatan adalah amanah, sehingga orang yang menduduki jabatan berarti ia tengah memikul amanah. Semoga Tuhan menghilangkan ambisius pribadi dalam mendapatkan jabatan, menolong dalam mengemban setiap amanah yang ditakdirkan-Nya untuk diemban sesuai tuntunan-Nya.
- Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
- Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.