persatuannews.com.Sesungguhnya setiap keluarga pasti menginginkan kehadiran sibuah hati, ada satahun penantian sibuah hatipun hadir, ada yang menanti bertahun-tahun dan terus berdo’a, walau belum juga dikaruniai buah hati.
Nabi Dzakaria dan Nabi Ibrahim tidak mudah mendapatkan anak. Mereka tak hentinya terus berdoa dan berusaha dekat kepada Allah agar diberikan keturunan.
Nabi Ibrahim datang ke Baitul Maqdis ditemani istrinya, Sarah. Dia ingin memiliki keturunan yang sholeh agar dapat menolongnya meyampaikan risalah-Nya. Ia pun berdoa’a : “Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. Ash Shaffaat: 100).
Sedangkan Nabi Zakariaalaihis salaam berdo’a untuk kehadiran anaknya,“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha mengdengar doa. (QS. Ali Imron: 38).
Asy Syaukani rahimahullah mengatakan apa yang dikatakan oleh para pakar tafsir, “Ya Rabb, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang termasuk jajaran orang-orang yang sholeh, yang bisa semakin menolongku taat pada-Mu”. Jadi yang namanya keturunan terutama yang sholeh bisa membantu seseorang semakin taat pada Allah SWT.
Sesungguhnya anak-anak tidak dapat menjadi sholih kecuali dengan Taufiq dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala. Betapa anak-anak sangat membutuhkan doa orang tua, agar mereka dijadikan anak yang sholih.
Disunnahkan mempererbanyak berdoa kepada Allâh SWT agar buah hati kita dianugerahi kebaikan dan keistiqomahan. Sungguh terbentuknya anak sholih, diawali dengan banyak berdoa kepada Allah SWT, disamping itu dengan contoh yang baik dari kedua orangtuanya.
Baca Juga :
Apabila anak melihat kedua orang tua yang bertaqwa kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala, Insya Allah anak pun akan taqwa kepada Allâh SWT. Bila orang tua mendirikan shalat, maka anak pun mengikuti.
Sesungguhnya teladan yang baik adalah contoh yang diberikan dari orangtua. Hal lain yang diperlukan untuk kesholihan anak adalah bimbingan dan arahan untuk mereka dengan kata-kata yang lemah lembut dan membekas dalam hati.
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allâh, sesungguhnya mempersekutukan (Allâh) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (QS Luqmân 31:13)
Sungguh indah bagaimana Luqman memberi kata-kata nasihat kepada sibuah hati agar selalu ingat kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala.
Lukman mengajarkan tauhid dan ibadah kepada anaknya hanya kepada-Nya. Maka sebagai orang tua kitapun harus menyentuh buah hati kita agar selalu bersimpuh kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala.
Tentunya dengan bimbingan dan nasihat yang baik, kelak menjadikan anak-anak sipenyejuk hati untuk mencintai Allâh dan Rasul-Nya. Sungguh, cintailah buah hati, perhiasan dunia yang pasti Allah SWT meminta pertanggung jawaban kita diakhirat kelak.
- Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
- Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.