Renungan di Tahun Baru Hijrah

Sungguh bulan Muharram menjadi renungan, berbagai peristiwa besar yang terjadi di zaman para utusan Allah diturunkan-Nya.

persatuannews.com. Sesungguhnya bulan Muharram merupakan bulan pertama dari 12 bulan yang ada dalam penanggalan Hijriah. Dari sejumlah bulan tersebut, Allah ﷻ memilih empat di antaranya sebagai bulan-bulan mulia (asyhurul hurum), yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrram, dan Rajab. Keempat bulan ini memiliki keutamaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh delapan bulan yang lainnya.

“Dalam setahun ada dua belas bulan. Empat diantaranya adalah bulan haram. Tiga berurutan: Zulkaidah, Zulhijjah dan Muharram sedangkan (yang keempatnya) Rajab berada di antara Jumada dan Sya’ban.” (HR al-Bukhari no.2958)

Bulan Muharram (المحرم) berasal dari kata haram (حرم) yang artinya suci atau terlarang. Dinamakan Muharram, karena sejak zaman dulu, pada bulan ini dilarang berperang dan membunuh. Larangan itu terus berlaku hingga masa kedatangan Islam.

Orang-orang Arab baik sebelum masa Rasulullah maupun pada masa beliau tidak memiliki angka tahun. Mereka biasa menamakan tahun dengan peristiwa besar yang terjadi di dalamnya. Seperti tahun yang disebut tahun gajah (amul fil) karena di tahun tersebut terjadi peristiwa pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah yang akan menghancurkan Ka’bah.

Baca Juga :

  1. PP PERSIS Apresiasi Pengetatan Haji oleh Saudi, Soroti Carut Marutnya Penyelenggaraan Haji Indonesia 2025
  2. LAZ Persis Sumatera Utara Menyerahkan Bantuan Bencana
  3. Muhammad Nuh Dukung Pembangunan Jalan Lintas Padang Lawas-Mandailing Natal, Siap Kawal di Tingkat Nasional.

Ada tahun yang disebut sebagai tahun Fijar (amul fijar) karena saat itu terjadi perang Fijar. Ada tahun yang disebut tahun Nubuwah karena di tahun itu Rasulullah ﷺ menerima wahyu.

Pada tahun ketiga masa pemerintahan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ada masalah besar yang dialami oleh pejabat pemerintah. Ketiadaan angka tahun membuat sebagian pejabat pemerintah kesulitan mencatat. Salah satunya adalah Gubernur Basrah Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu.

Atas kesulitan mencacat Abu Musa menyampaikan hal ini kepada Khalifah. Umar kemudian berkeinginan menerbitkan kalender Islam. Setelah bermusyawarah dengan para sahabat terkemuka, diputuskan bahwa awal kalender Islam dimulai dari tahun hijrahnya Rasulullah ﷺ, karenanya kalender Islam dikenal dengan nama kalender hijriyah.

Pada musyawarah tersebut Utsman bin Affan mengusulkan Muharram sebagai awal tahun. Mengapa? Sebab sejak dulu orang Arab menganggap Muharram adalah bulan pertama. Kedua, umat Islam telah menyelesaikan ibadah haji pada bulan Dzulhijjah. Ketiga, bulan Muharram merupakan bulan munculnya tekad hijriah ke Madinah setelah pada Dzulhijjah terjadi Baiat Aqabah II.

Sungguh bulan Muharam ini adalah bulan yang dimuliakan Allah. Bulan ini memiliki kesucian, dan karenanya menjadi bulan pilihan. Di antara bentuk kesucian dan kemuliaan bulan ini adalah kaum Muslimin dilarang berperang. Kecuali terpaksa, jika diserang oleh kaum kafir. Keutamaan bulan Muharram, disebut sebagai syahrullah (bulan Allah)

Beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Muharram, khususnya pada tanggal 10 Muharram (Asyura), antara lain; diterimanya taubat Nabi Adam as, selamatnya Nabi Nuh as dari banjir bandang, selamatnya Nabi Ibrahim as dari api, selamatnya Nabi Musa as dari kejaran Firaun, Nabi Isa as diangkat ke langit dan Nabi Yunus as keluar dari perut ikan. Nabi Ayyub as disembuhkan dari penyakit.

Tanggal 1 Muharram juga diperingati sebagai awal tahun baru Islam, menandai peristiwa hijriahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Sungguh bulan Muharram menjadi renungan kita, berbagai peristiwa besar yang terjadi di zaman para utusan Allah diturunkan-Nya. Semoga bulan Muharram dapat menginspirasi kita untuk semakin dekat kepada Allah ﷻ

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.

Persatuan News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *