persatuannews.com. Seorang President Director selevel Elon Musk (CEO Tesla), Tim Cook (CEO Apple), dan Jensen Huang (CEO NVIDIA) berjalan menuju ruang kerjanya, ia duduk dan mulai membaca berita majalah CEO WORLD yang mencantumkan nama-nama CEO terbaik dunia dari perusahaan-perusahaan papan atas.
Dengan tenang diamatinya seluruh berita dalam CEO world, ia bersegera membuka laptop untuk menganalisis profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, stabilitas, peristiwa dan wawasan terkini yang berkaitan dengan perekonomian global, perubahan pasar, kebijakan pemerintah, dan indikator ekonomi utama.
Diatas meja berbagai berkas menumpuk untuk dikoreksi dan didisposisikan kepada Chief Executive Officer (CEO) atau Managing Director (MD), Chief Financial Officer (CFO), dan General Manager. Ia kembali membuka file data, lembar laporan keuangan, membaca neraca, menghitung-hitung laba dan rugi yang jatuh diakhir tahun dengan serius.
Seorang President Director perlu memiliki pemikiran strategis dan adaptif untuk menghadapi tantangan ekonomi global. Ini mencakup pemahaman mendalam tentang dinamika pasar global, kemampuan mengidentifikasi peluang dan ketahanan dalam menghadapi ketidakpastian. Beberapa pemikiran kunci yang perlu dimiliki antara lain adalah diversifikasi, inovasi, efisiensi, dan kolaborasi.
Baca Juga :
- Komunitas Pencinta Ilmu, Pengetahuan, dan Intelektual (KOPI PAHIT) dan Prodi S1 PPI Gelar Majelis Akademik Rutin dan Kongkow Berbasis Riset (MARKOBAR) Ke-16P PERSIS Apresiasi Pengetatan Haji oleh Saudi, Soroti Carut Marutnya Penyelenggaraan Haji Indonesia 2025
- LAZ Persis Sumatera Utara Menyerahkan Bantuan Bencana
- Muhammad Nuh Dukung Pembangunan Jalan Lintas Padang Lawas-Mandailing Natal, Siap Kawal di Tingkat Nasional.
Dalam benaknya tidak hanya pemikiran strategis, bagaimana menciptakan pasar agar ada keuntungan dan meminimalkan kerugian. Namun bagaimana memotivasi orang-orang yang dipimpinnya agar memenuhi visi dan misi Persahaan.
Tentunya apabila meraih keuntungan ia bersukaria dengan menyebut, “akulah President Director terbaik yang selalu sukses meraih prestasi tertinggi dan terbaik”, namun apabila merugi, ia bersedih, lalu frustasi, “oh Tuhan apa salahku”, keluhnya penuh kesedihan.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS.Al-‘Ashr 103:1-3).
Itulah sebenarnya gambaran hidup manusia umumnya, dalam urusan dunia, begitu concern dan sangat peduli, waktu 24 jam rasanya masih kurang untuk dihabiskan hanya untuk mendapatkan keuntungan dunia semata namun dalam urusan akhirat sering lalai dan selalu menunda-nunda. “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari).
Sesungguhnya kita tidak dapat melepaskan diri dari ruang dan waktu. Kitalah sebenarnya pelaku sejarah itu apakah kita seorang President Directur, Chief Executive Officer (CEO), Chief Financial Officer (CFO), General Manager, atau hanya orang kebanyakan yang saling bekejaran dengan waktu. Sungguh sesuai dengan rentetan peristiwa yang kita jalani, sia-siakah waktu yang Allah berikan, atau sudah kita manfaatkan waktu dijalan-Nya.
Nasihat pada kata-kata bersumpah dengan waktu, itu menunjukkan setiap Muslim harus bersungguh-sungguh menjaga waktu dalam hidup ini dengan beramal kebajikan, saling mengingatkan dalam kebenaran dan dalam kesabaran.
Saat ia datang memberi kesempatan kepada kita untuk mengisi sesuatu yang berharga, kepergiannya tak akan pernah kembali lagi. Ia bagaikan air yang turun dari hulu menuju hilir, tak akan kembali lagi. Hari ini kenyataan, kemarin tinggal kenangan, esok hari-hari penuh harapan. Harapan kita untuk dapat melihat matahari pagi dengan rasa syukur kepada-Nya.
- Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
- Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.
