Hindari Gelombang Panas Dengan Tanaman Hijau

Beberapa tahun ini dunia mengalami pemanasan global,  bahkan hampir tidak ada satu negara pun didunia ini terbebas dari situasi ini. Kemajuan zaman mengakibatkan rusaknya lapisan ozon pada stratosfer bumi.

persatuannews.com. Pada tahun 2015 India diterjang gelombang panas yang menewaskan lebih dari 1.000 orang. Kejadian ini sangat memprihatinkan, sebagian besar korban tewas terjadi di negara bagian Andhra Pradesh dan Telangana di bagian selatan India. Departemen Meteorologi India memprediksi suhu udara akan terus diatas 40 derajat Celsius. Banyak warga harus dirawat di rumah sakit karena mengalami hipertermia (meningkatnya suhu tubuh secara drastis) dan dehidrasi. (https://www.voaindonesia.com/)

India biasanya mengalami cuaca terpanas pada bulan Mei dan Juni dengan suhu udara antara 42 derajat hingga 47 derajat Celsius. Para korban tidak dapat mengikuti anjuran Pemerintah untuk tetap tinggal dalam rumah, karena apabila tinggal dirumah berati mereka tidak bekerja, sementara mereka butuh nafkah untuk hidup.

Mengutip Bloomberg, di wilayah China utara, permukaan jalan tercatat telah mengalami peningkatan suhu hingga 70 derajat Celsius. Peningkatan suhu juga terjadi di wilayah lain. Menurut laporan CNN, yang dikutip France24, Selasa (3/6/2025), kota-kota tersebut termasuk Zhengzhou, yang berpenduduk 13 juta orang di provinsi Henan bagian tengah, mengalami suhu tertinggi 41 derajat Celsius pada hari Senin, 19 Mei 2025. (https://www.detik.com/edu/)

Gelombang panas merupakan musibah yang semestinya dapat dihindari dengan aktif memelihara lingkungan alam. Kesejukan panas bumi dapat diciptakan dengan banyak menanam pepohonan. Menghindari gelombang panas bumi dengan tanaman disekitar halaman rumah. Beberapa tahun ini dunia mengalami pemanasan global,  bahkan hampir tidak ada satu negara pun didunia ini terbebas dari situasi ini. Kemajuan zaman mengakibatkan rusaknya lapisan ozon pada stratosfer bumi. Akibatnya sungguh sesuatu yang menakutkan bagi kelestarian hidup kita, hidup keluarga kita dan hidup generasi kita. Salah satu penyebab peristiwa ini yakni terakumulasinya gas-gas rumah kaca dalam jumlah yang berlebihan, seperti dipergunakannya bahan bakar fosil, penebangan hutan tak terkendali, penggunaan bahan kimia yang berlebihan atau sebab-sebab liannya.

Musim kemarau telah berlalu, saat ini sebagian besar di-Indonesia mengalami musim hujan. Terjadinya perubahan iklim yang tidak teratur dewasa ini membuat banyak negara di belahan dunia termasuk juga di-Indonesia menjadi rentan terhadap bencana. Dampak pemanasan global sudah kita rasakan. Semakin hari, bumi semakin panas. Perubahan cuaca yang tidak terduga, munculnya wabah penyakit, dan terjadinya berbagai bencana alam. Melihat semua ini, apakah kita berdiam diri, menunggu tanpa berbuat apapun. Tentunya tidak, kita cari tahu bagaimana menyiasatinya perubahan iklim ini dan bagaimana membantu mengatasinya. Tentunya dapat dimulai dengan hal-hal sederhana, menyenangkan, menyegarkan, seperti bercocok tanam.

Hijaukan Halaman

Kegiatan halaman hijau bukanlah membangun lahan pertanian, melainkan sekedar kegiatan memanfaatkan lahan kosong pada halaman rumah, tembok bangunan, bahkan atap rumah. Dengan melakukan hal ini, kita tidak hanya ikut menyelamatkan bumi, tetapi juga memberikan alternatif lain menghidupkan hobi, kebiasaan baik yang bermanfaat. Disamping itu juga menggulirkan waktu menjadi bermanfaat, menghidupkan rasa kasih sayang antar keluarga, pengusir kepenakan bekerja seharian, dan tentunya mempercantik tempat tinggal dengan pesona hijau berbagai dedaunan yang menyejukan yang memancarkan aura kesegaran alami.

Membangun halaman hijau bukanlah pekerjaan mudah, apalagi bagi kita yang tidak memiliki hobi bertanam atau memiliki halaman rumah yang terbatas. Bukan bukan alasan kita tidak bisa melakukannya. Yang terpenting adalah senang dengan kehijauan tanaman. Berangkat dari kesenangan pada tanaman, akan muncul keinginan mempercantik pekarangan rumah, menghidupkan lingkungan dan tempat relaksasi keluarga. Peminat hijau menghias rumah dengan dengan berbagai tumbuhan, ada kesadaran akan pentingnya menjaga bumi. Tak hanya tanaman bunga atau tanaman hias, tanaman buah berskala mini yang ditanam dalam wadah pot dapat menjadi pilihan objek tanam. Tidak sedikit cara bertanam dan teknik penanaman pun dipakai, seperti tanam langsung di tanah, menggunakan pot, atau merambat di dinding pagar, atau bahkan atap rumah.

Bertanam disekitar halaman rumah bukanlahlah sesuatu yang merepotkan. Untuk perawatan, kita dapat memanfaatkan aneka pupuk olahan instan yang dijual di pedagang tanaman. Diperlukan kemauan untuk merawat, menyiram atau mencabuti gulma yang menumpangi tanaman. Memulai kegiatan bercocok tanam ini tidak terlalu sulit dan membutuhkan biaya besar. Aneka jenis tanaman dan pupuknya dijual dengan harga terjangkau dibeberapa tempat. Kita cukup mengunjungi penjual tanaman hias yang tersebar di pinggir jalan di sepanjang jalan glugur by pass, tanjung morawa, ring road, setia budi atau tempat-tempat lain. Hobi bercocok tanam ini tidak hanya mampu mengisi kekosongan kegitan rutin, hobi bertanam juga mampu membangkitkan semangat kejiwaan kita sekaligus menghadirkan peluang berbisnis. Hal ini terbukti dengan kemunculan varietas tanaman hias baru yang diincar banyak orang dan membuat harganya menjanjikan

Sentuhan Hijau Menyejukan Bumi

Berhias hijau dihalaman rumah, disadari atau tidak, kita telah memberikan kontribusi menyejukan iklim dunia yang tengah dilanda global warming. Keberadaan taman begitu penting sebagai elemen kesegaran dan sentuhan hijau di lingkungan rumah kita. Apabila kita memiliki banyak kesibukan, beberapa jenis tamanan bisa menjadi pilihan kita dalam menyegarkan halaman rumah yang hijau, diantaranya, taman hijau yang minimalis, taman ini erat kaitannya dengan rumah minimalis yang memiliki lahan terbatas. Kita yang memiliki aktifitas tinggi, taman ini jadi pilihan, mudah perawatannya sebab tak memerlukan perawatan khusus, taman ini hanya perlu bersih dan rapi. Untuk jenis tanamannya, bisa menggunakan jenis tanaman tropis. Namun, agar terkesan menarik, jangan menambah banyak material hardscape.

Tanaman yang ringan, tidak rimbun, dan dengan ranting teratur cocok untuk jenis taman minimalis. Jenis-jenisnya seperti bambu buda belly (bambusa tuldoides ‘ventricosa), mimosa silver (acacia podalyriifolia), tabebuia (tabebuia aurea), semak/perdu carrubean copper plant (euphorbia cotinifolia), siklok (agave attenuata). Selanjutnya untuk taman kering, seperti namanya, taman ini tidak membutuhkan banyak air.

Taman kering merupakan alternatif taman dalam rumah pengganti taman basah atau bersentuhan langsung dengan tanah dengan perawatan seperti pengairan rutin. Taman ini cocok untuk yang tak sempat melakukan perawatan dan penyiraman rutin setiap hari. Karena cenderung kering, taman ini bisa diletakkan di dalam rumah, seperti di sebelah ruang makan, dekat dapur, samping ruang keluarga, juga sebagai taman belakang rumah. Taman seperti ini bisa dibuat dengan menempatkan material seperti batu-batu alam, kerikil, koral sebagai pengganti rumput.

Tanaman yang tepat untuk taman kering biasanya disarankan jenis tanaman yang kuat dengan paparan banyak sinar matahari, minim siraman air setiap hari, serta memiliki kelembaban yang cukup, seperti agronema, diffen, pandan bali, palem kuning, anthurium, berbagai jenis kaktus dan lidah mertua. Dengan kesadaran lingkungan, setiap kita mampu membangun pesona hijau halaman rumah. Dengan hijaunya halaman rumah, semoga negri ini terhindar dari badai panas yang telah menerjang negara India. Hijau halaman rumah cermin bumi yang ramah, semoga kita ada didalamnya.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
  • Pemerhati Lingkungan Hidup.