Karena Semua Itu Ada Batasnya

Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS: ar-Rum :54)

persatuannws.com. Sesungguhnya  sebagian kita masih ada yang berfikir, memperbanyak ibadah nanti saja setelah masa tua, setelah purna tugas. Saat ini masih muda terlalu banyak tugas-tugas birokrasi yang harus dikerjakan. Lalai dalam beribadah, waktu terus berjalan usiapun menua. Saat tua tiba, tak banyak yang bisa diperbuat, berbagai penyakitpun datang.

Allah ﷻ berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr 59:18)

Dalam Islam, waktu adalah amanah berharga dari Allah yang harus diisi dengan ketaatan dan amal saleh, dan bukan sekadar waktu biologis. Waktu yang berkah adalah waktu yang diberkahi Allah, di mana seseorang diberi taufik untuk beribadah dan berbuat kebajikan saat ia diberikan umur.

Allah ﷻ berfirman :

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيْرُ, فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظَّالِمِيْنَ مِنْ نَصِيْرٍ.

Artinya : “…Dan apakah tidak cukup Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?, maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun”. (Q.S. Fathir 35:37).

Dalam banyak riwayat hadits disebutkan umur umat Nabi Muhammad ﷺ tidak lama seperti para Rasul terdahulu, berkisar 60-70 tahun.

Rasulullah ﷺ mengabarkan usia kebanyakan umatnya yang berkisar antara 60-70 tahun.

عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ رواه الترمذي

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.’” (HR At-Tirmidzi).

Lewat batas usia 70 biasanya mulai muncul beberapa penyakit; encok, darah tinggi, korestrol, serta pikun. Disusul berbagai penyakit lainnya. Jarang sekali kita dapatkan diatas usia tersebut masih cukup baik fisik dan kejiwaan, kecuali beberapa orang. Karenanya jika umur tidak dimanfaatkan dengan baik, maka umurlah yang akan menggilas.

Firman Allah ﷻ :

ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٍ۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٍ۬ قُوَّةً۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ۬ ضَعۡفً۬ا وَشَيۡبَةً۬‌ۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ‌ۖ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ (٥٤)

Artinya : Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS: ar-Rum :54)

Ibn Katsir di dalam Tafsirnya saat menjelaskan tentang ayat ini menulis, ”kemudian ia keluar dari rahim ibunya, lemah, kurus, dan tak berdaya. Kemudian ia tumbuh sedikit demi sedikit sampai ia menjadi seorang anak, lalu ia mencapai usia baligh, dan setelahnya menjadi seorang pemuda, yang merupakan kekuatan setelah kelemahan.

Kemudian ia mulai menjadi tua, mencapai usia paruh baya, lantas menjadi tua dan uzur, kelemahan setelah kekuatan, maka ia kehilangan ketetapan hati, tenaga untuk bergerak, serta kemampuan berperang, rambutnya menjadi kelabu dan sifat-sifatnya, zahir dan batin, mulai berubah.”

Baca Juga :

  1. Gebyar Muharram 1447 H, Aksi Donasi Untuk Palestina, Warnai Pelantikan PD Persis Dairi
  2. Pimpinan Wilayah Persis Sumatera Utara Selenggarakan Rapat Koordinasi
  3. Gempabumi Tektonik M5,3 Di Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera, Tidak Berpotensi Tsunami

Sesungguhnya umur yang telah berlalu tidak akan kembali. Dia akan pergi selamanya dengan segala kenangannya, baik kenangan yang penuh penyesalan, keindahan dan kebahagiaan.

Hidup harus memanfaatkan umur sebaik mungkin. Hanya orang-orang yang mampu memanfaatkan umurnya dijalan Allah yang mendapatkan kemuliaan didunia dan akhirat.

Allah ﷻ berfirman :

وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ۙ  وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Artinya :“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS.103.Al-Ashr: 1-3).

Sejenak kita renungi lebih jauh surat Al-Ashr ini. Sebagaimana dengan ayat-ayat dalam Al-Qur’an lainnya, maka tidak cukup di maknai secara mendasar melainkan sangat luas dan padat dengan berbagai makna dan renungan yang mendalam.

Sesungguhnya pada surat Al-Ashr gambaran nyata bagaimana manusia yang Allah berikan umur terlena dengan umur mudanya, berleha-leha dimasa tuanya, hingga umurpun berlalu sia-sia, padahal kematian itu sangat dekat. Kecuali mereka hamba-hamba Allah yang beramal saleh yang menjadikan umurnya untuk beribadah kepada Allah ﷻ.

Kualitas kemuliaan seseorang adalah sejauh mana manajemen umur dapat diefektifkan. Kalau umurnya habis dengan kerja-kerja agamis, intelektual, spiritual, dan kebermanfaatan kolektif maka dia akan menjadi pribadi yang mulia.

Karenannya, seseorang akan jadi mulia dengan menghabiskan umurnya untuk belajar dan mengajarkan ilmu dengan senantiasa berzikir pada Allah. Pepatah Arab menyebut, man tholabal ‘ula sahiral layali” (Barangsiapa yang menginginkan kemuliaan maka seringlah menghidupkan malam).

Semoga kita tahu diri memberdayakan waktu dalam mewujudkan perjalanan hidup yang sesuai dengan perintah-Nya, karena semua itu ada batasnya.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Pengurus PW PERSIS (Persatuan Islam) Sumatera Utara
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara