Harta dalam Menggapai Dunia & Akhirat

Setiap kita pasti mendambakan kebahagiaan hidup, dan tentunya kita sepakat bahwa salah satu sumber kebahagiaan hidup kita dalam ukuran duniawi adalah harta. Artinya kebahagiaan akan kita rasakan semakin berbina-binar manakala pintu-pintu  rezeki terbuka, terus mengucur tiada henti.

Medan-persatuannws.com.  Sesungguhnya hidup ini tak selalu dipenuhi keindahan, terkadang ada masa senang kadang ada masa sulit. Dan manusia itu selalu berkeluh kesah sifatnya, saat diberi kesenangan dan rezeki berlimpah dia bergembira dan merasa di sayang Allah.

Saat masalah datang mendera, saat rezeki sedikit, mengguncang jiwanya dan mulai mempertanyakan kasih sayang Allah padanya. Apa yang menjadi milik kita, tidak akan berpindah ke tangan orang lain, dengan jalan dan cara apapun.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman  :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya : “Dan ingatlah tatkala Rabbmu mengumandangkan ; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim 14 : 70)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Artinya : “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir 35 : 2).

Setiap kita pasti mendambakan kebahagiaan hidup, dan tentunya kita sepakat bahwa salah satu sumber kebahagiaan hidup kita dalam ukuran duniawi adalah harta. Artinya kebahagiaan akan kita rasakan semakin berbina-binar manakala pintu-pintu  rezeki terbuka, terus mengucur tiada henti.

Baca Juga :

  1. Bakhil Yang Dipelihara
  2. Pimpinan Wilayah Persis Sumatera Utara Selenggarakan Rapat Koordinasi
  3. BBMKG WILAYAH I: Waspada Potensi Hujan di Sumatera Utara

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ

Artinya : “Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur demi (kebaikan) dirinya sendiri” (QS An-Naml 27: 40)

Oleh karena itu Allah SWT menyuruh kita mengejar kebahagiaan hidup di akhirat, namun tidak melupakan menggapai kesenangan di dunia ini.

Allah SWT berfirman:

وَابْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْـفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya : “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”(QS. Al-Qasas 28: 77)

Harta yang diperoleh dengan cara yang baik dan halal bukan berarti sudah beroqah, karena harta yang halal belum tentu beroqah. Barorqah artinya segala sesuatu yang dapat mendatangkan kebaikan atau menambah kebaikan.

Sesungguhnya harta yang beroqah mampu menghantarkan pemiliknya menjadi semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Harta yang beroqah juga dapat memberikan rasa nyaman dan tentram kepada pemiliknya.

Allah SWT berfirman:

قُلْ لَّا يَسْتَوِى الْخَبِيْثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ اَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيْثِ  ۚ  فَاتَّقُوا اللّٰهَ يٰۤاُولِى الْاَ لْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya : “Katakanlah (Muhammad), Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu beruntung.” (QS. Al-Ma’idah 5: 100)

Sesungguhnya harta yang beroqah dapat mendatangkan amal kebaikan atau menjadi jalan bagi pemiliknya untuk berbuat kebaikan.

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًـا   ۗ  اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ

Artinya : “Allah berfirman, Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun 23: 51)

Bahkan dengan harta yang beroqah akan membuat pemiliknya banyak bersyukur kepada Allah SWT, dan harta yang beroqah dapat menghadirkan keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga.

Bagaimana dengan harta yang haram ?, Perhatikan, apabila seorang yang terbiasa mengonsumsi harta haram, jiwanya gersang, gelisah dan selalu kebingungan dengan harta yang melimpah namun tidak tahu untuk apa harta yang banyak kecuali untuk bersenang-senang, hanya untuk dunia semata. Ketidaktenangan selalu datang, tanpa diketahui sebabnya.

Dengan kebodohannya kesenangan hidup diraih dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dan menggapai kedudukan duniawi setinggi-tingginya, sebagai akibat dari kuatnya dominasi hawa nafsu dan sifat materialistis dalam dirinya.

Allah Subhana WaTa’ala berfirman:

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Artinya : Mereka hanya mengetahui yang lahir (nampak) dari kehidupan dunia; sedangkan tentang (kehidupan) akhirat mereka lalai.  (QS Ar-Rum 30:7).

Sesungguhnya harta mampu menggapai pemiliknya dengan kesenangan dunia, namun dapatkan keberuntungan akhirat dengan mengeluarkan sebagaian harta dijalan Allah.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ PERSIS Sumatera Utara
  • Pemerhati Lingkungan Sosial Masyarakat.