Medan-persatuannews.com. Kawasan Pantai Timur Sumatera merepresentasikan sebuah entitas geokultural yang fundamental, bercirikan oleh adopsi budaya maritim yang terinstitusionalisasi dalam struktur sosial, ekonomi, dan kosmologi masyarakat pesisirnya selama kurun waktu yang ekstensif.
Kawasan ini secara geografis berbatasan langsung dengan selat Malaka, sebuah jalur Sutera pelayaran internasional yang krusial dalam konteks geopolitik dan ekonomi global.
Sementara itu, keberlanjutan ekologi dan fungsional Selat Malaka menghadapi tekanan multidimensi yang signifikan, meliputi degradasi sumber daya perikanan, polusi laut transnasional, dan disrupsi diakibatkan oleh perubahan iklim global.
Pengurus Besar (PB) Ikatan Sarjana Melayu Indonesia mengambil peran signifikan pada Peringatan Hari Maritim Sedunia atau Maritime Day 2025, menyoroti peran laut sebagai sumber kehidupan, sebagai lapangan kerja, peluang, dan harapan bagi jutaan orang.
Dialog Kebangsaan Seri kedua ISMI kali ini selain Memperingati Hari Maritim Sedunia juga menyambut semangat International Maritime Organization (IMO) dengan tagline Our Ocean, Our Obligation, Our Opportunity (Laut kita, tanggung jawab kita, kesempatan kita). Slogan ini mengajak dan mengingatkan kita untuk bertanggung jawab dan proaktif dalam menjaga lautan, sehingga kita dapat terus menikmati manfaatnya bagi generasi mendatang.
Oleh karena itu, ISMI kali ini mengangkat tema, “Budaya Maritim Pantai Timur Sumatera dan Keberlanjutan Laut Selat Malaka diselenggarakan di Sekretariat Jl. Pepaya No. 24-26 Medan, Rabu (01/10/ 2025) bertepatan dengan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 01 Oktober 2025, ujar Koordinator Program Prof.Dr.Ir.Ilmi Abdullah, M. Sc. bersama Pemantik Budaya Pesisir Tengku Ryo Rizqan, B.Mus, Ed.
Baca Juga :
- Bakhil Yang Dipelihara
- Pimpinan Wilayah Persis Sumatera Utara Selenggarakan Rapat Koordinasi
- BBMKG WILAYAH I: Waspada Potensi Hujan di Sumatera Utara
Narasumber Dialog Kebangsaan adalah Tuan Rodhial Huda dari Natuna Kepri yang sangat berpengalaman telah menjelajah berbagai samudera di belahan dunia, pengalamannya menjadi Kapten Kapal dan pernah menjadi Wakil Bupati Kepulauan Natuna ini memaparkan dengan runut tentang berbagai persoalan tentang kelautan mulai dari Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang pada awalnya Deklarasi 3 mil dari setiap pulau terluar, direvisi tahun 1982 disahkan menjadi 12 mil laut sebagai landasan continental.
Rodhial Huda sendiri adalah seorang ahli Nautika, memulai paparannya dengan membacakan Qur’an Surah An Nahl ayat 14 berbunyi: “Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya agar kamu bersyukur”.
Demikian juga QS. Al Jatsiyah ayat 12: “Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur.”
Secara eksplisit yang dimaksud mencari karunia Allah adalah lewat perdagangan. Rodhial berharap tumbuh Lembaga Perguruan Tinggi atau Lembaga Pendidikan yang konsen terhadap potensi laut yang sangat besar, jangan biarkan ciptaan Allah tersebut malah dikelola bangsa lain karena kita abai terhadap laut kita sendiri.
Dalam sambutan yang ditayangkan melalui live streaming Ketua PB ISMI Nizhamul SE., M. M (gelar Datuk Seri Kesuma Setia Negara) sangat apresiasi terhadap kegiatan yang bermanfaat ini, yang akan mengangkat marwah Melayu baik di daerah maupun nasional, saya berjanji bila diadakan kegiatan seperti ini saya usahakan bisa hadir,” ungkap Nizhamul.
Hadir para tokoh-tokoh Melayu baik secara daring maupun luring diantara Dr. T. Erry Nuradi, Prof. Djohar Arifin, Dr. Syakyan Asmara, Dr. Cici Wardhayani salah satu penggagas acara ini, serta Tuan dan Puan.
Prof. Djohar Arifin sebagai penanggap kegiatan ini tidak berhenti sampai disini kami pengurus akan melakukan pendekatan dengan Para Kepada Daerah, Seperti Langkat, Deli Serdang, Serdang, Bedagai, Batubara dan kabupaten lainnya, Indonesia yang dinobatkan sebagai negara maritim pemerintah hendaknya melihat potensi kelautan kita yang 2/3 lautan menjadi potensi yang sangat besar jika dikelola dengan baik. Untuk itulah kita akan membawa roadshow Tuan Rodhial di Sumut, “ujarnya.
Syarifuddin Siba menyampaikan Terima kasih kepada ISMI sudah mulai menoleh ke laut, semoga bisa berkunjung ke Siba Islanm. Akhirnya mari kita simak untaian kata seorang Rodhial anak pesisir negeri ini untuk menjadi perhatian, “Kami ini daerah perBATASan, keterBATASan, pemBATASan, kami ini daerah terLUAR atau daerah diLUAR? Biar kalian semua tahu bahwa kami ini adalah PA-LA-NUSA (Pagar Laut Nusantara), kalau KAMI sebagai Pagar tidak kalian perkuat dengan peningkatan status Provinsi, berarti kalian ingin merobohkan Negeri Bahari”.
Pewarta: M. Ash Shidiqqi
Editor: Abdul Aziz