Expo Sistem Kesehatan Akademik Berdampak dengan Host Universitas Gajah Mada.

 

Medan-persatuannews.com. Berbicara tentang Academic Health System (AHS) tentunya berbicara tentang bagaimana mengintegrasikan suatu sistem kesehatan antara pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan,
melalui kerja sama dalam peningkatan layanan kesehatan berbasis kewilayahan.

Expo Sistem Kesehatan Akademik Berdampak tahun 2025 secara resmi dibuka oleh Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof.dr. OVA Emilia, M. Med., Sp. OG(K)., Ph.D. Beliau menyampaikan kegiatan seperti ini hendaknya terus ditindaklanjuti, sehingga kerjasama bermanfaat bagi masyarakat luas.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian di bidang kesehatan melalui kerjasama yang erat antara institusi pendidikan, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Demikian disampaikan Prof. Dr. dr. Aldy Sjafruddin Rambe Sp. S(K) dan Dr. dr. Delyuzar, M. Ked (PA), Sp. PA, SubSp. URL(K) pada acara rangkaian Hardiknas 2025 bekerjasama dengan Kemendiktisaintek dan AHS yang dilaksanakan secara daring dan luring di ruang rapat FK USU, Jumat (2/5/’25).

Lebih lanjut diharapkan kolaborasi yang baik antar Kementerian Kesehatan, Kemendikbudristek, dan Kemendagri sehingga masing-masing program dapat diselaraskan dan diejawantahkan dalam bentuk kerja nyata seperti:

  1. Peningkatan kuota Dokter.
  2. Peningkatan kuota Dokter Spesialis
  3. Pembentukan Prodi spesialis
  4. Pengampuan FK
  5. Pengampuan RSP

Program-program tersebut diatas ujar Prof. Aldy Syafruddin berguna mengisi celah (filling gap) kebutuhan tenaga kesehatan terutama tenaga dokter dan dokter spesialis di daerah terluar dan terpencil, serta pengembangan Rumah Sakit daerah sebagai wahana pendidikan.

Program ini akan memicu peningkatan jumlah dokter terutama dokter spesialis dengan pendekatan strategi:

  1. Peningkatan kuota dokter umum dengan membuka FK baru atau Prodi Pendidikan dan profesi dokter.
  2. Pengampuan FK Baru dan FK di wilayah agar terjadi peningkatan akreditasi, berarti peningkatan kuota mahasiswa FK.
  3. Peningkatan kuota dokter spesialis melalui pembentukan prodi spesialis baru.
  4. Pengampuan Rumah Sakit Daerah sebagai RS Pendidikan dan jaringan untuk standardisasi pelayanan dan pendidikan.

Baca Juga :

  1. Tasykil Laz Persis Sumut Resmi di Lantik
  2. Jangan Abaikan Masa Senjamu
  3. Kisah akademisi asal Gaza, pelarian dan harapan.

Materi pertama disampaikan oleh Prof.Dr.Ir. Sri Suning Kusumawardani MT, Oj. Dir. SDM Dirjen Dikti Kemendiktiristek bagaimana Sistem Kesehatan Akademik Berdampak, kemudian dilanjutkan oleh Ketua Kelompok Kerja Nasional AHS Prof. Dr. Ratna Sitompul, Sp. M(K) tentang pengembangan Academy Health System serta dilanjutkan oleh masing-masing Koordinator Wilayah AHS (SKA) dari Wilayah 1 sampai 6.

PIC Wilayah 1, Dr. dr. Delyuzar, M. Ked (PA), Sp. PA, SubSp U. R. L(K) menjelaskan tentang keberadaan Wilayah 1 lahir paling belakangan mengampu 6 Provinsi, Provinsi Sumut, Aceh, Sumbar, Jambi, Riau, dan Kepri termasuk beberapa FK yang baru berdiri.

Delyuzar menjelaskan beberapa FK di wilayah 1 yang mengembangkan pelayanan kesehatan yang spesialisnya terbatas dengan menempatkan residen senior mandiri termasuk FK USU dengan mengirimkan residen senior, selain di Sumatra Utara juga dikirim ke RS di Provinsi Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, dimana dokter spesialisnya sangat terbatas.

Selain berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dan Fakultas Kedokteran juga mengampu FK baru seperti FK Helvetia, FK Imelda dan persiapan FK UNIMED. Dalam meningkatkan program kesehatan masyarakat FK USU melakukan riset bersama melibatkan pemangku kepentingan dalam penanggulangan TB di Indonesia, khususnya di wilayah 1.

Fakultas Kedokteran (FK) USU berkomitmen mendukung program Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution, ditandai dengan melakukan kerjasama dengan Dinkes Provsu dan membantu SDM Kesehatan di beberapa Kabupaten di Nias, termasuk mendukung RS yang akan dikembangkan di Nias Utara dengan afirmasi Pendidikan spesialis berasal dari Nias serta penempatan dokter residen senior mandiri mengantisipasi kekurangan dokter spesialis”, pungkas Delyuzar.

  • Pewarta : M. Ashshiddiqy
  • Editor : Abdul Aziz.

Persatuan News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *