persatuannews.com. Tantangan terbesar bagi seorang pemimpin bukanlah musuh dari luar, tetapi godaan di dalam diri dan lingkungan terdekat. Demikian juga periode kepemimpinan selalu ada batasnya dan sudah pasti akan menyisakan jejak.
Kepemimpinan yang baik akan selalu dikenang sekalipun orang tersebut telah meninggal dunia. Ketahuilah bahwa, kepemimpinan dan jejaknya pasti akan abadi dalam catatan Allah. Untuk itu jadikanlah hari-harimu sebagai “Milesstones” sebagai tonggak pencapaian mengukir sejarah peradaban.
Dalam konteks dakwah diantara hal yang sangat ditakuti musuh-musuh Islam adalah bersatunya kaum Muslimin dan soliditas para umatnya. Oleh karena itu, musuh-musuh dakwah Islam sejak dahulu hingga kapan pun berusaha menghancurkan soliditas tersebut.
Untuk menjadi pemimpin yang baik dan menjadi tauladan, seharusnya memiliki sifat sidik, amanah, tabligh, dan fatonah. Dengan kriteria tersebut diatas pemimpin diharapkan mampu:
- Menghargai dan mengakui kontribusi anggota yang dipimpinnya.
- Mendengar dan memahami kebutuhan dan kekhawatiran anggota sehingga mampu membangun kepercayaan dan meningkatkan komunikasi.
- Menghormati dan memanusiakan anggota dan membangun lingkungan yang kondusif
- Mengambil tanggung jawab, membangun kepercayaan dan meningkatkan akuntabilitas.
- Mengembangkan visi dan strategi yang jelas.
Baca Juga :
- Memaknai Silaturrahmi Dalam Membangun Karakter Islami
- Tasykil Laz Persis Sumut Resmi di Lantik
- Jangan Abaikan Masa Senjamu
Sebagai contoh bagaimana Allah memberikan kekuasaan kepada Nabi Daud Allahis salam. “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan diantara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka akan melupakan hari perhitungan”.(QS. Shad : 26)
Kekuasaan yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Daud Alaihissalam adalah untuk mengurus urusan umatnya.
Allah perintahkan agar dia berlaku adil, dan tidak boleh berdasarkan hawa nafsu.
Dalam sebuah Hadits Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya.
Dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (HR Bukhari).
Sesungguhnya bahwa kita diciptakan untuk menjadi pemimpin. Pemimpin yang adil dan bermartabat sesuai tuntunan sayariat tentunya.
Penulis : Abdul Aziz
Wakil Sekretaris Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatra Utara.