Medan-persatuannews.com.Beberapa bulan ini cuaca di Kota Medan sangat panas. Siang panas menyengat dan malamnya turun hujan disertai angin kencang. Apakah ini akibat peralihan musim?.
Saat ini kota Medan musim kemarau, dimana radiasi matahari cukup tinggi di siang hari, menyebabkan suhu permukaan meningkat (panas menyengat). Pemanasan tersebut memicu pembentukan awan konvektif (awan hujan) yang berkembang pesat di sore atau malam hari, sehingga muncul hujan lebat, petir, dan angin kencang secara tiba-tiba.
Hujan bersifat lokal, singkat namun intens, sering disertai namun tetap perlu diwaspadai terutama terhadap potensi cuaca ekstrem lokal seperti angin puting beliung, petir, atau pohon tumbang. Selama bulan Juni 2025 ini sudah berapa kali panas di atas suhu normal, sedangkan normal suhu maksimum di kota Medan 33.9° C dan untuk suhu rata-rata 28° C.
Pada bulan Juni 2025 tercatat beberapa kali suhu panas antara lain pada tanggal 1 Juni mencapai 38.2°C dan pada tanggal 28 Juni mencapai 36.6°C, sedangkan suhu udara rata-rata selama bulan Juni 2025 adalah 28.7°c. Untuk kejadian suhu panas pada tanggal 1 Juni merupakan suhu ekstrem, karena sudah berada 3 °C di atas suhu normal maksimum berdasarkan data 2008-2024.
Keluhan warga umumnya cuaca panas, sore atau malam hujan, namun malam terasa gerah Apakah hal biasa ini dengan kondisi musim kemarau? keluhan seperti itu merupakan hal yang umum terjadi saat musim kemarau, terutama di wilayah-wilayah seperti Kota Medan.
Musim kemarau ditandai dengan minimnya tutupan awan, sehingga sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi. Ini membuat suhu siang hari sangat panas. Kelembaban Udara di malam hari yang rendah membuat tubuh terasa gerah dan tidak nyaman, meskipun sudah hujan.
Pada musim kemarau, bukan berarti tidak ada hujan sama sekali Bila tidak ada angin atau sirkulasi udara, rasa panas dan gerah semakin terasa menyiksa, ujar Putri Diana Forcaster BBMKG Wilayah I. Fenomena cuaca yang makin ekstrem, panas menyengat disusul hujan deras, dan perubahan pola musiman adalah dampak nyata dari peningkatan suhu global.
Baca Juga :
Di Indonesia, banyak wilayah mengalami anomali suhu positif, di mana suhu lebih panas dari normal klimatologis. Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Sumatera Utara, Wahyudin memprediksi akan terjadinya angin Bahorok, yaitu saat melewati pegunungan Bukit barisan, masa udara di bagian timur Sumut mengalami angin kencang yang kering di tandai oleh angin baratan dengan kecepatan hingga 28 knot (50 km/jam) dengan kelembaban udara hingga 41% yang berlangsung siang hingga sore hari.
Wilayah yang terdampak Angin Bahorok adalah Kota Medan, Deli Serdang, Binjai, Langkat. Kondisi ini diperkirakan masih angin terjadi hingga 2 hari kedepan. Dari pantauan satelit Himawari, tercatat hampir 20 titik panas dalam kategori tinggi di Sumatera Utara, di wilayah Dairi, Madina, Padang Lawas, Paluta, Pakpak Bharat, Tapanuli Tengah, Humbahas, Nias Utara dan Tapanuli Selatan.
Menurut Forcaster Balai Wilayah I Ahad (6/7/’25), untuk 3 hari kedepan tanggal 7 hingga 10 Juli 2025, Sumatra Utara masih berpotensi hujan ringan hingga sedang dapat disertai petir dan angin kencang. Suhu udara terpantau berkisar 14-34 derajat celcius.
Hujan diprakirakan terjadi di wilayah pegunungan hingga lereng timur Sumatra Utara. Sementara wilayah lereng barat hingga pantai barat terpantau cuaca cerah hingga hujan ringan. Adanya pemanasan yang cukup kuat dan terdapat pola angin konvergensi di wilayah Sumut menyebabkan potensi hujan dapat terjadi.
Pewarta: M. Ash-Siddiqi
Editor : Abdul Aziz Ka. BMKG Belawan 2015-2018