persatuannews.com. Logam emas banyak dicari manusia, ia telah menjadi bagian dari peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Penemuan emas pertama kali hingga kini tidak diketahui siapa orangnya. Namun diperkirakan emas sudah ada sejak tahun 4.000 SM, bahkan mungkin lebih awal lagi dari tahun tersebut.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).” (QS At-Takâtsur 102: 1-8)
Koin emas pertama kali dikenali sebagai barang tambang oleh kerajaan Lydia yang berada di Turki pada tahun 600–625 SM. Raja Croesus dari kerajaan Lydia menggunakan koin emas tersebut sebagai alat pertukaran atau mata uang yang sah.
Baca Juga :
- Cuaca Kota Medan Cukup Panas: Ini Penjelasan BBMKG Wilayah I
- Gebyar Muharram 1447 H, Aksi Donasi Untuk Palestina, Warnai Pelantikan PD Persis Dairi
- Kenaikan Suhu Global
Pada tahun 3.600 SM, masyarakat Mesir menemukan metode untuk melakukan peleburan emas dan membuatnya menjadi berbagai bentuk yang diinginkan. Seribu tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 2.600 SM, masyarakat Mesopotamia kuno menemukan metode menempa emas untuk dijadikan perhiasan.
Emas seringkali menjadi simbol kekayaan dan kemakmuran, namun juga dapat memicu keserakahan pada manusia. Islam menyoroti bagaimana bahaya keserakahan, yang digambarkan sebagai keinginan yang tak terbatas untuk memiliki lebih banyak, bahkan melebihi kebutuhan.
Manusia sangat mencintai harta dan akan terus senantiasa mencarinya, tidak merasa puas dengan yang sedikit, manusia sangat tamak kepada harta dan panjang angan-angan. “Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan”. (QS Al-Fajr 89:20)
Manusia tidak pernah puas dengan harta, ketidakpuasan manusia terhadap harta karena sifat tamak dan serakah. Itulah sifat dan watak orang dari zaman kezaman kecuali Allah berikan taufik dan hidayah-Nya untuk menyikapi harta dengan benar. “Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan”. (QS Al-‘Âdiyât 100:8)
Tidak sedikit manusia yang menghabiskan waktunya hanya untuk urusan dunianya, sampai lupa melakukan ketaatan dan lalai akan kehidupan kekal di akhirat. ”Dari Ibnu Abbas bin Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Ibnu Az-Zubair berkata di Makkah di atas mimbar saat khutbah, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda ; “Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat.” (HR Bukhari)
Dalam Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhis Sholihin yang disusun di antaranya oleh Syaikh Musthofa Al Bugho, yang dimaksud dengan “tidak ada yang memenuhi perutnya kecuali tanah” adalah ia terus menerus memenuhi dirinya dengan harta sampai ia mati lantas di kuburnya isi perutnya dipenuhi dengan tanah kuburan. ”Sesungguhnya dinar dan dirham telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan keduanya juga membinasakan kalian. HR. Al-Bazzar, V/51, no. 1612)”
Kehadiran emas dalam peradaban manusia dapat menghadirkan keberkahan, namun tidak sedikit menimbulkan keserakahan. Keserakahan yang tidak pernah hilang dari diri manusia kecuali apabila yang terjangkiti menghentikan keserakahannya karena pertolongan Allah atau kematian yang menjemputnya. Mengapa?, karena keserakahan itu tidak mengenal adanya rasa puas.
Sungguh, penting menjadi perhatian kita, dari Qur’an dan hadits Nabi ﷺ bagaimana ketidakpuasan manusia terhadap harta, berupa emas, perak, ternak-ternak dan ladang-ladang yang luas. Fahamilah sesungguhnya ketidakpuasan akan harta dapat mengalihkan perhatian dari ketaatan kepada-Nya.
- Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
- Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.