BUAH AMANAH PEMUDA SOLEH

Oleh : Tauhid Ichyar

Pencerahan287 Dilihat

Persatuannews.com – Di sebuah desa Bahagia Kecamatan Cempaka Pondok Angin, Hamparan perak, sebuah masjid agung karya Arsitektur Turki, bernama As-shiddiqin, masih terlihat kokoh berdiri. Bentangan kokoh kayu-kayu meranti dan jati menyanggah sudut-sudut bangunan yang terlihat serasi berestitika.

Deretan bangunan madrasah dan beberapa rumah penduduk mengitari bangunan masjid terlihat bagai sebuah barisan tawaf yang serasi dan asri. Letak Masjid bersebelahan dengan sungai yang mengairi persawahan penduduk. Pada jarak lima ratusan meter terdapat pemukiman penduduk, masyarakat yang selalu hadir memakmurkan masjid. Masjid ini dilimpahi keberkahan, ketenangan, dan kemakmuran. Setiap hari jama’ah selalu memenuhi ruang masjid, kehidupan masyarakat yang terlihat agamis.

Sejak sebulan lalu, masjid kedatangan musyafir, seorang anak muda 25 tahunan yang terlihat alim yang selalu mengamalkan ilmunya. Beliau menumpang di-masjid bantu-bantu nazir,  membersihkan semua toilet, tempat wuduk dan halaman Masjid. Ali Subari namanya, sesekali sebagai muazzin pengganti bila nazir tidak ditempat. Suaranya cukup merdu terdengar. Boleh dikatakan ia contoh ideal dalam kesederhanaan dan kesantunan sebagai pemuda. Selalu enggan meminta belas kasih orang, akhlaq yang terhormat.

Suatu hari, sejak pagi hingga lepas Isya, seharian ia belum memakan sesuatu pun, kecuali air putih dan tiga butir kurma saat berbuka. Tak ada apa-apa yang bisa dimakannya. Ia tidak punya uang untuk membeli makanan, kecuali beberapa kurma yang ada. Ingin menyampaikan kejamaah namun rasa malunya menghalangi untuk melakukan itu. Sampai tiba dihari kedua puasanya, berbuka dengan segelas air. Ia merasa gontai, seolah-olah nyaris kehilangan semangat dan berpikir tentang apa yang akan ia lakukan.

Menurut pikirannya, ia telah sampai pada ambang batas darurat yang dibolehkan untuk makan sesuatu atau mencari sebatas kebutuhan. Antara meminta atau jalan lain, ia lebih memilih mencari sesuatu didapur rumah penduduk yang bisa mengisi lambungnya dengan makanan. Pikiran itu berputar diseputaran otaknya kala itu.

Konstruksi kayu rumah masyarakat itu berdempetan dengan beberapa rumah, yang memungkinkan seseorang untuk beralih dari satu rumah ke rumah lainnya dengan merangkak di atas konstruksi kuda-kuda atap.

Mengendap-ngendap, malam itu Ali Subari dengan cekatan naik ke atap rumah, dari sana dia berpindah ke sebuah rumah yang kelihatannya sepi. Sesaat kemudian secara sembunyi dia melihat seorang perempuan sedang tiduran, kilauan lampu kamar, dirundukkan badannya, menghindar dari penglihatan wanita itu. Setelah menanti sejenak, lalu dia bergerak berlahan kekisi-kisi kaso eternit. Salim mencium aroma masakan dari rumah wanita itu.

Rasa lapar yang diciumnya itu bagai sebuah magnet menawan dirinya. Dengan dua kali lompatan Ali sudah sampai diruang tamu rumah itu. Kini ia sudah berada dalam rumah, dan segera ia menuju ke ruang dapur, terselip golok diujung senta dinding, didalam kulkas terlihat berbagai makanan segar. Saat ditutupkannya pintu kulkas, dari balik pintu kamar yang terbuka tersingkap rok wanita sedang tertidur, terlihat jelas keindahan perhiasan perempuan itu, shiiir…, gelora kelaki-lakian mengusik keras dada Ali Subari, jantungnya berdegub bagai lokomotif uap.

“Lakukan, lakukan…,gunakan golok itu,…tak seorangpun yang tahu, dia milikmu,” bisik syetan samar-samar ditelinganya”. Sesaat akal dan nurani bekerja, seraya berkata pada diri sendiri, “tidak…, tidak, jangan lakukan…,aku berlindung kepada-Mu ya Allah, aku seorang pencari ilmu dan mukim di masjid, ia bukan haq-ku?”. Ali merasa sangat berdosa atas apa yang sudah ia perbuat, sangat menyesal, beristighfar terus kepada Allah. Mengembalikan golok dan makanan yang sudah diambilnya, membuka pintu, “kreeek..bruk”, Salim bersegera lari meninggalkan tempat itu, rasa lapar sudah tak dirasakannya lagi.

Dia kembali ke masjid gemetaran dan duduk merenung akan prilaku ma’siat yang baru dilakukannya, hampir mengambil yang bukan menjadi haqnya dan nyaris menodai wanita yang bukan muhrimnya, ”dosaku, dosaku, dosaku,” gumannya sambil menyesali dan menangis terseduh-seduh, hingga tertidur dengan perut kosong.

Selang beberapa hari, tiba-tiba datang kepelataran Masjid seorang wanita bergamis putih, lalu wanita itu berbicara kepada Ustadz Muhammad dengan kata-kata yang tidak dapat didengar Ali. Kemudian sang ustadz melayangkan pandangan ke sekitarnya, dan ia tidak melihat orang lain kecuali Ali. Lalu Ustadz Muhammad memanggilnya, seraya bertanya: “Apakah kamu sudah punya istri?” jawabnya, “belum ya Ustadz”, sambung Ustadz Muhammad lagi, “apa kamu ingin menikah?”. Lalu Ali Subari diam, dan sang Ustadz mengulangi lagi pertanyaannya. Kemudian Ali menjawab, “ya Ustadz”, tapi dengan siapa saya harus menikah?” jawab Ali ragu.

Kata Ustadz pula, “Wanita itu bercerita bahwa suaminya telah meninggal, Ia tinggal sendiri dirumahnya, kemarin malam rumahnya dijambangi maling yang nyaris memperkosanya, “maukah kau menikah dengannya?”, jelas Ustadz lagi. Lebih lanjut Ustadz menjelaskan: “Dia telah memperoleh warisan rumah dan mata pencaharian suaminya. Dia ingin mendapatkan seorang lelaki yang mau diajak berkeluarga agar dia tidak terus menerus dalam kesendirian dan ketakutan. Apakah kamu ingin menikah dengannya?”, jawab Ali tanpa ragu, “Ya”, Ustadz juga bertanya kepada wanita itu, “apakah engkau mau menerima dia sebagai suamimu ?”, jawab wanita itu, “ya”, kemudian Ustadz Muhammad memanggil paman dan keluarga wanita itu serta dua orang saksi, lalu akad nikah pun dilangsungkan di Masjid.

Salim menceritakan kisahnya beberapa hari setelah pernikahannya kepada istrinya, sahut istrinya, “Itulah buah amanah. Engkau telah menjaga diri dari dosa dan meninggalkan pekerjaan maksiat, lalu Allah memberimu rumah seisinya lengkap dengan berbagai makanan dan pemiliknya secara halal, “barangsiapa yang meninggalkan suatu keburukan karena Allah, maka Allah menukarnya dengan perkara yang lebih baik darinya.” Ujar istrinya dengan serius.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed