Hujan dan Kehidupan Mikrokosmos: Sebuah Analogi Biologis

Oleh : Abdul Aziz, ST

persatuannews.com. Dalam pandangan metafora hujan bisa dilihat sebagai benih kehidupan, mengingat hujan membantu tumbuhnya tanaman dan mendukung ekosistem. Secara filosofis bahwa sesuatu yang kecil, seperti hujan, bisa menjadi bagian dari gambaran besar kehidupan (Makrokosmos).
Dalam analogi biologis, hujan dapat dibandingkan dengan “kehidupan mikrokosmos” yaitu kehidupan pada tingkat organisme mikroskopis.

Sebagai dinamika ekosistem hujan berperan dalam menyebarkan dan mendistribusikan nutrisi melalui siklus hidrologi. Dalam ekosistem mikroskopis, tetesan air hujan yang jatuh ke tanah membawa partikel organik dan mineral yang menjadi sumber nutrisi bagi mikroorganisme.

Hujan menciptakan berbagai kondisi lingkungan. Tetesan hujan dapat membawa mikroorganisme ke tempat baru, memperluas ekosistem dan memfasilitasi evolusi melalui migrasi. Hubungan antara hujan dan Mikrokosmos menggambarkan harmoni dan dinamika kehidupan secara keseluruhan bekerja interkoneksi, adaptasi dan berkelanjutan.

Berbicara tentang hujan tentu yang perlu diwaspadai apabila hujan terus menerus dengan intensitas tinggi yang akan mengakibatkan banjir dan longsor, menerjang apa saja yang dilaluinya.

Baca juga :

  1. Muskerwil 2 PW Persis Sumut Resmi di Buka Oleh Ketum PP Persis
  2. JPRMI Kota Medan Akan Gelar MUSKERDA di Awal Tahun 2025
  3. KH Muhammad Nuh Tutup Muskerwil II Persis Sumut

Dalam konteks Cuaca dan iklim di Sumatera Utara, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Sumatera Utara diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai kilat/petir dan angin kencang periode 31 Desember 2024 hingga 6 Januari 2025.

Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer seperti Rossby ekuatorial dan gelombang Kelvin turut meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif yang menghasilkan hujan lebat dan angin kencang, dan petir.
BMKG menghimbau masyarakat untuk mengantisipasi resiko bencana hidrometeorologi, yakni banjir dan longsor di sejumlah wilayah.

Peran Pemerintah Provinsi Sumatra utara sebagai pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam mencermati dan mengantisipasi peringatan dini yang dikeluarkan BMKG.

Langka-langka Antisipasi.

  1. Pemerintah harus memastikan bahwa informasi dari BMKG dapat diteruskan dengan cepat dan efektif kepada masyarakat, khususnya di daerah rawan bencana.
  2. Meningkatkan Kesiapsiagaan dengan melibatkan komunitas lokal, relawan, aparat desa dan instansi terkait.
  3. Menyiapkan infrastruktur yang memadai seperti jalur evakuasi, tempat pengungsian, dan sistem peringatan dini lokal di daerah-daerah rentan bencana.
  4. Membentuk tim pemantau yang secara aktif memonitor kondisi cuaca dan potensi bencana.
  5. Dan tidak kalah penting bekerjasama dengan instansi terkait untuk memastikan tindakan cepat dan terorganisir saat menghadapi bencana.
  • Penulis : Abdul Aziz, ST
  • Aktifis lingkungan
  • Purna tugas BMKG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *