Sakit Sebagai Penggugur Dosa

Oleh : Tauhid Ichyar

Uncategorized136 Dilihat

persatuannews.com. Sesungguhnya dalam hidup ini manusia tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya.

Allah ﷻ berfirman:

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَاۤ اِلٰۤى اُمَمٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَ خَذْنٰهُمْ بِا لْبَأْسَآءِ وَا لضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ

Artinya : “Dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan, agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.” (QS. Al-An’am 6: 42)

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

Artinya : “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari).

Hadits Rasulullah ﷺ ;

عَنْ أُمِّ العَلاَءِ قَالَتْ : عَادَنِيْ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا مَرِيْضَةً، فَقَالَ : اَبْشِرِىْ يَا أُمِّ العَلاَءِ، فَإِنِّ مَرَضَ المُسْلِمِ يُذْ هِِبُ اللَّهُ بِهِ خَطَايَاهُ كَمَا تُذْ هِبُ النَّارُ خَببَثَ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ

Artinya : “Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk-ku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak”.

“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641).

Baca juga :

  1. Pemerintah hitung opsi biaya haji turun lagi
  2. Belahan Bumi paling sepi.
  3. Sebotol air mineral

Sebagaimana kita ketahui bahwa sakit ialah berkurangnya fungsi normal dari tubuh karena adanya gangguan. Sakit sangat luas, dapat terjadi pada tubuh manapun, dalam bentuk apapun, dalam waktu apapun, dan juga menimbulkan rasa tidak nyaman atau gangguan yang berbeda beda.

Sungguh, orang yang sakit akan merasa kurang nyaman, kurang bersemangat karena aktifitasnya terganggu, terkadang merasa sedih, berkeluh kesah karena beban penyakit yang dialami dalam tubuh.

Allah ﷻ berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Artinya : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya 21: 35)

Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir).

Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai hikmah yang tidak dapat di nalar oleh akal manusia.

Firman Allah ﷻ;

وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Artinya : “Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (QS Al-Baqarah 2:177)

Hadits Rasulullah ﷺ :

مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا

Artinya : “Tidaklah seorang muslim ditertimpa kepayahan, penyakit, keguncangan, kedukaan, maupun kesulitan, bahkan sampai duri yang menusuknya, melainkan dengannya Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya.” (Mutatafaq’alaih)

مَنْ يُرِد اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ

Artinya : “Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan baginya, maka akan ditimpakan cobaan padanya.” (HR. Al-Bukhari)

Sesunggunya penyakit itu bisa menjadi cobaan, musibah, ataupun adzab. Namun, sebaiknya sebagai seorang hamba Allah yang bersyukur tidak terburu-terburu memandang secara negatif.

Rasulullah ﷺ bersabda ;

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya : “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Hal ini tidaklah didapati kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Hal itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Sesungguhnya saat penyakit datang, pasti ada hikmah dan faedahnya didalamnya, yakni memperbaiki kualitas iman serta penggugur dosa.

Penulis : Pengurus PW Persis Sumatera Utara
Pengurus Lembaga Ukhuwah Umat Islam MUI SU

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *