persatuannews.com. Dilansir dari AAJ News, Rabu (6/11/2024), beberapa wilayah di Arab Saudi mengalami cuaca dingin di tengah hujan lebat dan hujan es. Menurut Saudi Press Agency, sejak Rabu (30/10/2024), hujan lebat disertai hujan es dalam jumlah besar melanda sebagian wilayah Al Jawf.
Salju juga mengguyur Riyadh dan wilayah Mekkah, serta memengaruhi wilayah Asir, Tabuk, dan Al Bahah. Pada hari berikutnya, warga Al Jawf untuk pertama kalinya terbangun dan melihat pemandangan serba putih yang menakjubkan, dengan gunung-gunung dan lembah tertutup salju. Guyuran hujan deras juga melahirkan aliran air mirip air terjun, yang menyegarkan lembah-lembah kering.
Hal yang sama, lebih dari satudasawarsa yang lalu, tepatnya 9 Januari 2013 lalu tercatat fenomena langka yang sama terjadi dijazirah Arab, dialami juga warga Kota Sa Po di Provinsi Cai, bagian utara Vietnam, mereka mengalami fenomena langka.
Suhu di lokasi minus dua derajat Celcius, suhu rata-rata di sana adalah minus satu derajat Celcius. Al Jazeera melaporkan, seharusnya di Vietnam pada saat turunnya salju musim kering. Namun kenyataannya, hujan cukup deras terjadi di sana. Hingga akhir Desember, hujan diprediksi masih terjadi. Munculnya salju langka juga terjadi Kairo, Mesir dan kawasan Timur Tengah lainnya.
Terjadinya Salju
Salju berasal dari bahasa Arab, artinya air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan. Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara atas jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut kepingan salju, pakis seperti kristal es, kelompok dari kesemuanya. Pada suhu tertentu (disebut titik beku, 0° Celsius, 32° Fahrenheit), salju biasa meleleh dan hilang. Proses saat salju berubah secara langsung ke dalam uap air tanpa mencair terlebih dulu disebut menyublim, proses lawannya disebut pengendapan. Saat salju membeku, menjadi pecahan kepingan kecil. Salju biasa terjadi pada negeri beriklim subtropis dan sedang. (Wikipedia).
Bagaimana proses terjadinya salju ?, Salju dapat terjadi ; (1) Uap air berkumpul diatmosfir, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi, dan kemudian menggumpal membentuk awan.(2). Gumpalan-gumpalan uap air mengapung di udara karena massanya jauh lebih ringan dari pada udara di bawahnya. Setelah gumpalan uap air terus bertambah dan massanya semakin berat, udara di bawahnya tidak sanggup lagi menahannya dan gumpalan-gumpalan itu pun jatuh. (3). Jika temperatur udara di bawahnya cukup dingin, gumpalan tadi jatuh berupa kristal-kristal salju.(4). Biasanya temperatur udara tepat di bawah awan adalah dibawah nol derajat Celcius. Tapi, temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju.
Baca juga :
- Pemerintah hitung opsi biaya haji turun lagi
- BMKG: Waspada Gelombang Sangat Tinggi hingga 6 Meter
- Musyawarah Bersama Persis Sport Group: Mendukung Dakwah Jam’iyyah PERSIS
Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut tercemar oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es. (5) Partikel-partikel pencemar yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator. Selain berfungsi untuk mempercepat fase pembekuan, nukleator juga berfungsi sebagai perekat antar uap air. Partikel air yang tidak murni lagi bergabung dengan partikel air lainnya membentuk kristal yang lebih besar. Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es akan jatuh ke tanah menjadi salju. Jika temperatur udara sampai melelehkan kristal air, maka kristal es tersebut sampai ke tanah dalam bentuk air hujan biasa.
Keunikan Salju
Pada bulan Oktober saat musim panas disebagian wilayah Indonesia, Eropa dan wilayah Utara Bumi Tengah musim dingin. Fenomena menarik saat musim dingin adalah kehadiran butiran-butiran salju. Menjadi unik karena kristal-kristal es yang lembut dan putih seperti kapas ini tidak hanya hadir secara alami di negeri yang memiliki empat musim atau di tempat-tempat yang sangat tinggi seperti puncak gunung Jayawijaya di Papua namun wilayah gersang, tandus dan panas yang luar biasa, sebagaimana negeri-negeri Arab.
Masih terbilang anyar satu Tim ilmuwan dipimpin Raymond Shaw baru-baru ini melakukan penelitian yang berhasil mengungkapkan misteri alam tentang proses terjadinya salju yang turun diwilayah kutub. Studi ini didanai oleh Departemen Energi Amerika Serikat, kemudian ilmuwan merilis artikel yang menjelaskan keseluruhan hasil kerja tim yang diterbitkan melalui Geophysical Research Letters edisi 2013. Penelitian ini menjadi penting mengingat salju turun didaerah gurun yang memiliki iklim panas luar biasa tingginya.
Mengapa salju secara alami tidak bisa hadir di wilayah tropis seperti negeri kita?. Kristal salju memiliki struktur unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama di dunia ini seperti sidik jari kita. Bayangkan, salju sudah turun semenjak bumi tercipta hingga sekarang, dan tidak satu pun salju yang memiliki bentuk struktur kristal yang sama. Keunikan salju yang lainnya adalah warnanya yang putih. Kalau turun salju lebat, hamparan bumi menjadi putih, bersih, dan seakan-akan bercahaya. Ini disebabkan struktur kristal salju memungkinkan salju untuk memantulkan semua warna ke semua arah dalam jumlah yang sama, maka muncullah warna putih. Fenomena yang sama juga bisa kita dapati saat melihat pasir putih, bongkahan garam, bongkahan gula, kabut, awan, dan cat putih.
Era salju atau Snow Age I
Selama Era Salju atau Snow Age I, menurut ahli geologi, dataran gurun jajirah Arab dipenuhi dengan kebun-kebun yang subur dan sunga-sungai yang mengalir. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya sumber minyak di arab yang merupakan sisa-sisa karbon hutan belantara. Kemudian Kutub Utara icebergs perlahan-lahan bergerak ke arah selatan sehingga relatif berdekatan dengan Semenanjung Arab. Pada saat itu iklim dataran Arab berubah dan menjadi salah satu daerah yang paling subur dan hijau di muka bumi. Ini merupakan fakta sains yang sudah banyak dikemukakan ilmuwan.
Pada penelitian di Rub’ul Khali, sebuah area ratusan kilometer yang merupakan hamparan padang pasir di Jazirah Arab, menemukan jejak hutan lebat dan padang rumput sepanjang ribuan meter. Mereka menyimpulkan pada daerah ini pernah ditutupi oleh sungai dan danau air tawar, tanaman dan rumput, fakta lapangan juga diketahui bahwa daerah ini pernah melewati musim seperti yang dialami di Eropa.
Dr Mc Clure menyebutkan penemuan sejumlah gigi kuda nil dalam kondisi yang masih baik, menemukan banyak jejak binatang sungai dan hewan seperti unta, domba dan rusa yang pada zaman itu merumput disana. Hal ini menunjukan salju merupakan sumber dari mata air dan sungai-sungai yang mengaliri jajirah gurun dimasa itu. Para geolog menyebutkan bahwa fenomena dari anomali alam itu adalah gambaran tidak seimbangnya antara ketersediaan sumber daya alam dengan kebutuhan ummat manusia. Akibatnya, eksploitasi yang dilakukan secara besar-besaran menimbulkan kerusakan sumber daya alam dibanyak belahan bumi.
Hutan Lebat Menjadi Kerontang
Berbagai peristiwa alam bukanlah terjadi begitu saja, pasti ada sekenario besar yang akan ditunjukaNya kepada manusia. Melihat cuaca di dunia semakin tidak menentu, ada begitu banyak tanda-tanda yang membuat manusia bertanya-tanya tentang fenomena alam misterius yang belum mampu terpecahkan manusia. Salah satunya adalah fenomena proses terjadinya salju yang turun di wilayah gurun.
Para ilmuwan bertanya-tanya darimana datangnya salju dan bagaimana itu bisa terjadi. Tapi sesungguhnya, fenomena salju di jazirah Arab atau pun Kota Sa Po di Provinsi Cai, bagian utara Vietnam, harus menjadi iktibar dan pelajaran. Masalah ekosistem, keseimbangan lingkungan, haruslah menjadi perhatian semua pihak. Mulai pemerintah sampai masyarakat harus peduli dengan kondisi lingkungan. Sebab ditengah lingkungan asri dan serasi tersimpan sumber air berkecukupan.
Fakta ilmiah, fenomena salju berada negeri Arab yang tandus, gersang dan panas pernah memiliki kerimbunan pohon rindang yang subur. Tentu bisa saja terjadi dinegeri kita hutan yang penuh dengan rimbunan pohon dilanda kemarau panjang dan penuh asap akibat kerusakan hutan yang parah, berubah menjadi gurun pasir gersang panas dan tandus. Tantangan zaman yang sedang kita hadapi saat ini. Pastilah, kerusakan lingkungan yang semakin parah memberi pengaruh sangat besar kepada sumber air minum kita. Kehadiran salju digurun menjadi i’tibar, semoga kita masih tergolong hamba yang mampu menjaga keseimbangan alam.
Penulis : Pemerhati lingkungan