Sosok Pribadi

Oleh : Tauhid Ichyar

Agama, Kota, Nasional, Pencerahan1154 Dilihat

persatuannews.com. Sosok pribadi adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, apakah itu pemalu ataupun supel.

Allah ﷻ berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allâh (QS al-Ahzâb 33:21)

Gordon Allport seorang psikolog, menyatakan, kepribadian adalah sebagai suatu organisasi dengan berbagai aspek psikis dan fisik yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses.

Allah ﷻ menyebutkan sosok pribadi yang paling layak disuri teladani bagi hamba-hamba yang mengharapkan rahmat dari Allâh  yang ianya banyak menyebut Allâh adalah Rasulullah ﷺ sebagai dalam Hadist menyebutkan,

وَكَانَ مُتَوَاضِعًا لِعِبَادِ اللهِ، فَكَانَ إِذَا صَافَحَهُ الرَّجُلُ لَا يَنْزِعُ يَدَهُ مِنهُ حَتَّى يَكُونَ الرَّجُلُ يَنْزِعُ يَدَهُ

Artinya : Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang paling rendah hati pada orang lain, apabila beliau berjabat tangan bersama orang lain maka beliau tidak menarik tangannya sebelum orang tersebut yang menarik tangannya terlebih dahulu. (HR at-Tirmidzi no: 2390).

Carl Jung (1920), dalam bukunya berjudul Psychologische Typen. Secara umum menyebutkan pribadi yang ekstrover mendapatkan energi dari interaksi sosial. Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.

Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri. Pribadi introver, biasanya cenderung pendiam, suka merenung dan lebih peduli tentang pemikiran sendiri dalam dunia mereka sendiri.

Di antara kecenderungan ekstrem introversi dan ekstroversi, terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan introver.

Baca juga :

  1. Diskusi Publik Tentang Bagaimana Menyikapi Kemungkinan Perbedaan Iedul Fitri 1446 H. Muhammad Nuh: Perbedaan Agar Menjadi Rahmat.
  2. Forsa-UMA, Bank Sumut, Komunitas Lingkungan Hidup, UMA : Getaren di Pondok Pesantren Amrullah Akbar.
  3. Usai Hadiri Undangan Presiden di Istana Bogor, Ketum PERSIS Silaturahmi dengan PERSIS Bogor, Ini yang Disampaikan

Menurut syaikh Taqiyuddin An Nabhani, kepribadian manusia tidak ada kaitannya dengan bentuk tubuh, wajah, keserasian fisik dan hal lain sejenisnya. Manusia memiliki keistimewaan disebabkan akalnya, sementara baik atau buruknya kepribadian manusia ditunjukan oleh perbuatannya. (Nabhanim 2002)

Dengan demikian kepribadian manusia dinilai dari perbuatan-perbuatan yang dilakukannya, sehingga setiap perbuatan yang dilakukan seseorang menjadi identitas pribadinya.

Allah ﷻ berfirman:

لَقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا

Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab 33: 21)

Dalam Kitab Syaksiyatur Rasul, dijelaskan kepribadian Rasulullah ﷺ dalam kehidupan. Sifat, karakter serta kepemimpinan beliau. Semua manusia dapat mengambil pelajaran bagaimana sebenarnya kepribadian Rasulullah yang mampu menjadikan beliau menjadi manusia terbaik.

Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling baik perangainya, halus budi pekertinya, tidak keras tidak pula berhati kasar. Beliau biasa menjahit pakainnya, tali sandalnya, mengerjakan pekerjaan rumah dengan tangannya sendiri.

Beliau juga mengunjungi orang-orang miskin, menghadiri undangan mereka, memenuhi kebutuhan mereka, tidak pernah mencela pembantunya.

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Anas bin Malik ra, beliau menceritakan,

خَدَمْتُ النَّبِيَّ صلى اللهُ عليه وسلم عَشْرَ سِنِينَ، فَمَا قَالَ لِي: أُفٍّ قَطُّ، وَمَا قَالَ لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ: لِمَ صَنَعْتَهُ، وَلَا لِشَيْءٍ تَرَكْتُهُ: لِمَ تَرَكْتَهُ؟

Artinya : “Aku pernah melayani Nabi Muhammad ﷺ selama sepuluh tahun, belum pernah saya jumpai beliau berkata kepada saya, “ah” sedikitpun. Tidak pula bertanya pada sesuatu yang aku kerjakan, kenapa kamu lakukan, dan tidak pula menanyakan pekerjaan yang aku tinggalkan, kenapa kamu tidak kerjakan? (HR at-Tirmidzi no: 2015).

Beliau sangat menghormati orang yang lebih tua darinya dan sangat menyayangi anak kecil. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik ra, beliau menceritakan,

مَا رَأَيتُ أَحَدًا كَانَ أَرحَمَ بِالعِيَالِ مِن رَسُولِ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم

Artinya : “Belum pernah aku melihat seorangpun yang lebih penyayang terhadap keluarganya dari pada Rasulallah ﷺ “. (HR Muslim no: 2316)

وَكَانَ مُتَوَاضِعًا لِعِبَادِ اللهِ، فَكَانَ إِذَا صَافَحَهُ الرَّجُلُ لَا يَنْزِعُ يَدَهُ مِنهُ حَتَّى يَكُونَ الرَّجُلُ يَنْزِعُ يَدَهُ

Artinya : Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang paling rendah hati pada orang lain, apabila beliau berjabat tangan bersama orang lain maka beliau tidak menarik tangannya sebelum orang tersebut yang menarik tangannya terlebih dahulu. (HR at-Tirmidzi no: 2390)

Rasulullah ﷺ melarang para sahabatnya menghormati dan mengangkat dirinya melebihi kedudukan yang Allah ﷻ berikan padanya, dan beliau berkata:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَام فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ » [أخرجه البخاري]

Artinya : “Janganlah kalian berlebih-lebihan didalam memujiku sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Nashrani yang berlebihan terhadap Isa ibnu Maryam. Saya adalah seorang hamba Allah dan utusan-Nya“. (HR Bukhari no: 3445).

Karena sosok pribadi Rasulullah ﷺ begitu mulia, beliau paling dicintai oleh para sahabatnya, bila beliau berbicara maka mereka langsung diam mendengarkan ucapannya, jika beliau menyuruh maka mereka bersegera memenuhi perintahnya.

Penulis : Pengurus PW Persis Sumut
Anggota Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Sumut