Bahaya Lidah

Akhlak yang baik mampu mengendalikan lidah untuk senantiasa berdzikir dan taat kepada Allah ﷻ. Apabila seorang hamba mempergunakan lidahnya untuk membaca Al-Qur`ân, membaca Hadits, senantiasa berdzikir, berdoa, beramar ma’ruf nahi munkar, melakukan ketaatan kepada Allah semata. Inilah salahsatu bentuk perwujudan rasa syukur kepada Allah ﷻ terhadap nikmat lidah.

persatuannews.com. Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Kehadirannya membantu dalam berkomunikasi. Ia dikenal sebagai indra pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap.

Allah ﷻ berfirman:

أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ﴿٨﴾وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ

Artinya : Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. (QS Al-Balad 90:8-9).

Lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.

Dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

Artinya : “Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga”. (HR Al-Bukhari no. 6474)

Sesungguhnya lidah tidak hanya dapat merasakan berbagai rasa, asam, manis, asin, pedar, pedas atau anyap, lebih dari itu lidah memiliki kesempatan yang banyak untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya yang senantiasa berdzikir mengingat-Nya.

Namun elatisitasnya juga dapat melakukan kemaksiatan dengan berujar kata-kata pedas dan tajam menyinggung hati, mencaci, memaki, menghardik, mengajak bermaksiat atau bergibah diluar batas kebaikan.

Allah ﷻ berfirman:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾

Artinya : “Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkan, kecuali di dekatnya ada malaikat Raqib dan ‘Atid.” (QS. Qoof 26: 18)

Akhlak yang baik mampu mengendalikan lidah untuk senantiasa berdzikir dan taat kepada Allah ﷻ. Apabila seorang hamba mempergunakan lidahnya untuk membaca Al-Qur`ân, membaca Hadits, senantiasa berdzikir, berdoa, beramar ma’ruf nahi munkar, melakukan ketaatan kepada Allah semata. Inilah salahsatu bentuk perwujudan rasa syukur kepada Allah ﷻ terhadap nikmat lidah.

Baca juga :

  1. Kota Hijau, Kota Kesejukan Hayati
  2. Sikap Assertif dalam Membanguna Kebersamaan.
  3. Kolaborasi LAZ Persis Sumut dan RM Seafood Mak Judes Santunan Anak Yatim

Hasan Al Bashri semasa mudanya pernah merayu seorang wanita cantik di tempat sepi, perempuan itu menegur, “Apakah engkau tidak malu? “Hasan Al Bashri menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu mengawasi pula sekelilingnya, setelah ia yakin di tempat itu hanya ada mereka berdua, dan tidak terlihat siapapun.

Hasan Al Bashri bertanya, “Malu kepada siapa? Di sini tidak ada orang lain yang menyaksikan perbuatan kita. “Wanita itu menjawab, “Malu kepada Dzat yang mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan di dalam hati ”

Lemas sekujur tubuh Hasan Al Bashri. Ia menggigil ketakutan hanya karena jawaban sederhana itu, sehingga ia bertobat tidak ingin mengulangi perbuatan jeleknya lagi.

Rasulullah ﷺ bersabda:.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Artinya : Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Bukhari Muslim).

Sesunguhnya lidah bisa menjadi media taat kepada Allah, dapat pula hanyut terbawa hawa nafsu. Lidah dapat memberi nasihat dengan banyak membaca al-Qur’an dan Hadist.

Lidah dapat berubah seperti layaknya penyulut api, memfitnah, bersaksi palsu, berghibah, atau provokator pemecah belah umat. Apabila lidah tak terkendali sebanyak apapun ibadah dikerjakan tak ada gunanya.

Sabda Rasulullah ﷺ :

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، يَنْزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Artinya : “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam Neraka sejauh antara Timur dan Barat.” (HR. Muslim no. 2988).

Sesungguhnya hanya karena lidah, seseorang tergiring masuk Neraka, menjadi hamba yang merugi, jangan sampai karena lidah tak terkendali kita bisa menjadi hamba yang bangkrut (muflis).

Jagalah lidah, ucapkan sesuatu kebaikan yang bernilai dihadapan Allah ﷻ agar tergiring masuk ke Surga-Nya. Semoga kita tergolong hamba yang mampu mengendalikan ocehan lidah  dengan selalu taat kepada-Nya.

  • Penulis : Tauhid Ichyar
  • Pengurus PW Persis Sumatera Utara
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara

Persatuan News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *