Medan-persatuannews.com. Komisi Fatwa MUI Sumatera Utara pada 27 April 2025, menggelar muzakarah ilmiyah dengan menghadirkan dua nara Sumber Prof.Dr. Haidar Putera Daulay MA guru besar senior UIN-SU mengulas tentang Halal Bi Halal Dalam Perspektif Peradaban. Sedangkan Prof.Dr. Fachruddin Azmi,MA Ketua Bidang Penelitian Pengkajian dan Pengembangan MUI SU dan saat ini di amanah sebagai Pelaksana Harian Ketua DDII SU menyampaikan makalah tentang Urgensi Silaturrahmi Dalam Membentuk Karakter Islami.
Dua narasumber mengkaji berdasarkan kepakarannya. Prof.Haidar menyatakan Islam membangun peradaban dan menumbuhkan budaya , Halal Bi Halal adalah budaya yang tumbuh dalam peradaban Islam. Saat ini peradaban Islam mengalami Degradasi Nilai nilai Islam tidak dominan dan ada tendensi di kesampingkan Perlu kajian mendalam.
Sementara Prof Dr.Fachruddin Azmi,M.A dalam kepakarannya sebagai guru besar Administrasi manajemen menyatakan “Silaturahmi berarti menyambung hubungan dengan karib kerabat . Imam Nawawi menyatakan silaturrahmi adalah berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan . Dapat berupa kebaikan dalam harta, bantuan tenaga, jasa, atau menjenguk nya dengan memberi salam dan cara lainnya. (Syarh Sahih Muslim 2/201).
Berangkat dari pengertian Imam Nawawi itu Prof.Azmi menyatakan Silaturrahmi menjadi inti system sosial dan organisasi manajemen. Aplikasinya dalam bentuk menjalin dan merawat hubungan dengan diri sendiri, antar dan inter keluarga, sesama kolega, sesama manusia , ( seagama, sebangsa, dan antar kelompok ) serta hubungan dengan lingkungan alam.
Silaturrahmi akan berpengaruh signifikan bagi nation charakter building. Silaturrahmi membentuk kesadaran kolektif hidup saling menghargai, menghormati, mengakui potensi dan eksistensi tiap pribadi dan dapat berempati saling memaafkan, lebih lanjut menciptakan suasana iklim sosial yang produktif.
Baca Juga :
- Tasykil Laz Persis Sumut Resmi di Lantik
- Jangan Abaikan Masa Senjamu
- Kisah akademisi asal Gaza, pelarian dan harapan
Kesadaran dan Upaya merajut silaturrahmi tentu harus dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan. Terutama pada momen yang tepat dan mengesankan. Di masyarakat Islam Indonesia tumbuh tradisi untuk melakukan saling maaf memaafkan pasca shiyamu Ramadhan pada setiap Idul Fithri di bulan syawal dengan istilah Halal Bi Halal .
Silaturrahmi akan kokoh dan menumbuhkan kemajuan dan melahirkan peradaban mulia bila karakter Islami tumbuh dan mendarah daging pada tiap pribadi muslim. Karakter Islami itu dinyatakan Allah dalam Al Qur an orang yang taqwa dan yang paling mulia adalah yang paling taqwa. Sehingga mencapai keberhasilan, kesuksesan atas rahmat Allah (QS Al Hujurat 10).
Dalam muzakarah ini Prof.Haidar mencontohkan peradaban Islam di Andalusia tumbuh berkembang delapan abad kemudian yang hancur karena cokol cokolan. Selanjutnya Islam mengalami kemunduran dalam semua sektor , mengapa hal ini terjadi perlu kajian yang serius pada waktu akan datang.
Dalam uraiannya Prof Fachruddin mensinyalir sejak peristiwa memilukan itu sampai saat ini silaturrahmi tidak tumbuh sebagai mesin persatuan dan karakter insan dan masyarakat yang muttaqun. Bahkan Akhir akhir ini pada masa kampanye dan pasca kampanye dan kehidupan bernegara ada pandangan yang tidak sehat menggunakan ayat Al Hujurat 11 dan 12 sebagai melindungi atau alat pembenaran penyimpangan dan kecurangan sistemik yang menggugat disalahkan sesuai ayat itu.
Lebih lanjut prof Dr. Fachruddin yang juga Plh Ketua DDII SU menyatakan karakter Islami adalah cerminan kepribadian orang yang taqwa dan silaturrahmi yang dapat mewujudkan persatuan dan persaudaraan hanya ada pada pada masyarakat Muttaqun inilah tujuan shiyamu Ramadhan dan kualifikasi SDM yang paling mulia adalah yang paling taqwa. Implikasinya semakin taqwa seseorang atau masyarakat semakin mungkin silaturrahmi melahirkan produk persatuan dan peradaban mulia.
- Pewarta : Adi Syahputra Nasution
- Editor : M. AshShiddiqy