Tercerabutnya Nyawa Manusia

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”

persatuannews.com. Secara medis, kematian didefinisikan sebagai berhentinya permanen fungsi sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) atau fungsi otak seluruhnya atau batang otaknya. Dunia Kedokteran menetapkan tiga fase kematian, dari mati klinis, mati otak hingga fase final kematian secara biologis dimana jasad jadi kaku dan proses pembusukan dimulai.

“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”.(QS Al Anbiya 21:34-35)

Kematian juga disebutkan penghentian permanen dari semua fungsi biologis makhluk hidup, di mana tidak ada kemungkinan untuk kembali hidup. Dalam Islam, kematian dianggap sebagai akhir dari kehidupan di dunia dan awal perjalanan menuju akhirat. Kematian juga merupakan bagian tak terpisahkan dari siklus kehidupan, di mana setiap makhluk hidup pasti akan mengalaminya

Sungguh, orang yang berakal sehat menyaksikan peristiwa kematian membangunkan jiwa dari kerasnya hati terhadap kebenaran, menyadarkan diri dari kelalaian, membangkitkan semangat untuk merobah diri dan bersegera kepada ampunan Tuhan.

Baca Juga :

  1. Dahsyatnya Perang Terpanjang Dalam Sejarah Manusia
  2. Menjaga dan Membangun Soliditas:Menakar Kepiawaian Seorang Pemimpin
  3. Kurban Dengan Seekor Kambing Terbaik.

Kematian, sesungguhnya merupakan hakikat yang menakutkan, yang akan menghampiri semua manusia. Tidak ada yang mampu menolaknya. Dan tidak ada seorangpun yang mampu menahannya. Sungguh orang yang sadar diri, melihat mayat terbujur kaku akan melembutkan hati yang keras dari jiwa yang waras.

Sehebat apapun manusia ia pasti mati, tidak ada yang kekal. Pembawa Risalah Tuhan mengingatkan tentang kematian, agar manusia selalu ingat bahwa hidup di dunia tidaklah kekal. Agar manusia bersiap siaga dengan perbekalan yang dibutuhkannya saat perjalanannya yang panjang.

Dalam banyak catatan kesehatan manusia tidak lama masa hidupnya, berkisar 60-70 tahun. Kebanyakan orang mengukur usia hidup Nabi Muhammad 63 tahun. Mereka memandang usia Nabi saat meninggal dunia sebagai standar proporsional umur manusia kebanyakan di dunia hari ini.

Nabi sendiri mengabarkan usia kebanyakan umatnya yang berkisar antara 60-70 tahun. Lewat batas usia 70 biasanya mulai muncul beberapa penyakit; asam urat, darah tinggi, korestrol yang diikuti penyakit pikun. Disusul berbagai penyakit lainnya. Jarang sekali kita dapatkan diatas usia tersebut masih cukup baik fisik dan kejiwaan, kecuali beberapa orang

Mengingatkan kepada umat yang berakal sehat, agar selalu ingat akan kematian, tercerabutnya nyawa yang memutuskan berbagai kenikmatan. Harta, kemewahan hidup, istri, suami atau anak-anak yang dicintai, tak satupun yang ingin ikut, berangkat sendiri mempertanggungjawabkan hidup didunia.

Kematian adalah akhir dari kehidupan di dunia ini tetapi bukan akhir dari segalanya. Karena setelah kematian, ada alam barzah, hari kebangkitan dan alam akhirat.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Pengurus PW Persis Sumatera Utara
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara

Persatuan News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *