persatuannews.com. Saat ini informasi begitu cepatnya bergerak, lewat medsos menyebar dalam bilangan detik. Penikmat medsos mulai melihat dan membaca lalu share ke group WA, berita seru harus segera berbagi, tanpa cek and ricek lagi. Tidak perlu pikir panjang padahal belum tentu kebenaran informasinya.
Sering terjadi informasi dimunculkan oleh pihak tertentu untuk menutupi opini yang sedang berkembang agar masyarakat teralihkan dan melupakan masalah yang sebenarnya lebih besar dan sedang hangat menjadi pembicaraan.
Karena itu, ketika menerima informasi perlu melakukan cek and ricek akan kebenaran berita yang beredar. Dalam Islam, istilah tersebut disebut dengan tabayyun. Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar adanya, agar tidak menerima berita hoax atau fitnah.
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, maka periksalah dahulu dengan teliti, agar kalian tidak menuduh suatu kaum dengan kebodohan, lalu kalian menyesal akibat perbuatan yang telah kalian lakukan.” (QS. 49:6).
Baca Juga :
- Wamendikdasmen kunjungi Islamic Boarding School Persis Ash-Shiddiqin PPI343
- Wamendikdasmen Prof Atip Latipulhayat, PUI Adalah Mitra Pemerintah Dalam Pendidikan.
- Kurban Dengan Seekor Kambing Terbaik.
Sesungguhnya berprasangka tanpa meneliti duduk perkaranya, adalah sikap tidak mau tahu dan tergesa-gesa. Menjustis orang lain hanya berdasar pada sangkaan-sangkaan negatif sesuai dengan isu-isu yang beredar atau intrik yang sedang dimainkan para pendengki sangat berbahaya. Maka cek and ricek sebelum semuanya menjadi penyesalan.
Menyikapi prasangka negatif perlu dilakukan tatsabbut atau tabayyun, hal ini sangat dibutuhkan di zaman yang penuh fitnah ini.
Berhati-hatilah dari berita orang yang mengumbar lisannya tanpa ilmu dan tidak takut dosa. Lakukan tabayyun sebelum memutuskan atas suatu peristiwa, agar terlepas dari berita hoax atau fitnah yang sengaja disebarkan.
Sesungguhnya setiap orang hendaknya tidak membicarakan sesuatu yang tidak ia ketahui, karena Allah ‘Azza wa Jalla mengancam dengan Neraka kepada orang yang berbuat dan berbicara tanpa dasar kebenaran.
- Penulis : Tauhid Ichyar, Pengurus PW Persis Sumatera Utara
- Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara