Dendam Membara

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS Al-A’râf 7:199).

persatuannews.com. Dendam adalah penyakit hati, hakikat dendam adalah rasa marah yang tersimpan jauh di dalam hati seseorang yang ingin membalas bila ada kesempatan. Naluri manusia yang kompleks yang sering kali berakar pada respons emosional terhadap kesalahan atau ketidakadilan yang dirasakan.

Sesungguhnya orang pendendam biasa  menyimpan keinginan membalas terhadap orang yang didendam. Ia menginginkan orang yang menyakitinya merasakan seperti apa yang ia rasakan bahkan lebih menyakitkan dari apa yang telah dilakukan. Dendam, sifat buruk yang tidak pantas dicontoh, Islam sangat melarang orang mempunyai sifat dendam.

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS Al-A’râf 7:199).

Sesungguhnya Islam memberikan cara terbaik dalam membalas dendam. Apakah itu? yakni dengan menjadi jiwa yang pemaaf dan berlapang dada. Maka dengan demikian jelaslah bahwa dosa tidak dibalas dengan dosa. Sebab akhlaq yang mulia tidak membalas keburukan dengan keburukan.

Baca Juga :

  1. Wamendikdasmen kunjungi Islamic Boarding School Persis Ash-Shiddiqin PPI343
  2. Wamendikdasmen Prof Atip Latipulhayat, PUI Adalah Mitra Pemerintah Dalam Pendidikan.
  3. Kurban Dengan Seekor Kambing Terbaik.

Sungguh manusiswi sekali, ketika kita terzalimi ingin membalas dengan perilaku kezaliman pula, kita terbawa oleh emosi yang memuncak untuk membalas prilaku buruk dengan prilaku buruk juga.

Padahal jika ada orang yang menjelek-jelekan kita, kemudian dia membuka aib kita kepada orang lain maka pahala orang tersebut akan dilimpahkan ke kita. Sedangkan dosa dalam dirinya akan bertambah.

“Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (QS. Asy-Syura 42: 43)

Memaafkan tidak identik dengan kehinaan dan ketidakberdayaan. Bahkan sifat memaafkan merupakan cermin kebesaran jiwa dan kekuatan hati, serta lapang dada. Sebab, pada dasarnya ada kesanggupan untuk membalas.

Sikap yang baik ini, akan menunjukkan rasa kebesaran jiwa, yaitu menumbuhkan ketenangan, ketentraman, kemuliaan dan keperkasaan jiwa, yang tidak akan dijumpai tatkala melampiaskan api dendam.

Allah ﷻ memberikan gambaran dan pentunjuk kepada hambanya jangan sampai terlena karena dendam. Pilihannya dua nilai yaitu fasik atau takwa.

Islam melarang umatnya untuk memiliki sifat pedendam. Mengapa? Karena sifat pedendam hanya akan membuat seseorang kehilangan akhlaknya dan membuat dirinya semakin jauh dari Allah SWT.

Dendam membara bagaikan lidah api yang menyala-nyala membakar segala amal kebaikan. Ikhlas, mampu memberi maaf,  dan berlapang dada itulah cara terbaik kita untuk membalas dendam.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan Laz Persis Sumatera Utara
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara