Semangat Berqurban

Barangsiapa memiliki kemampuan tapi dia tidak melakukan ibadah kurban, maka janganlah dia mendekati masjid kami. (HR. Ahmad 2/321 dan Ibnu Mâjah)

persatuannews.com. Qurban berasal dari bahasa Arab: قربان, translit Qurban yang berarti dekat atau mendekatkan atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan.

Firman Allah ﷻ :

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya : Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS al-Kautsar 108:1-2)

Dalam Al-Qur’an, terdapat dua peristiwa ritual qurban yang tercatat dalam sejarah, yakni oleh Qabil dan Habil, serta pada saat Nabi Ibrahim as akan menyembelih Nabi Isma’il sebagai qurban atas perintah Allah ﷻ.

Firman Allah ﷻ :

وَا تْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِا لْحَـقِّ ۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَا نًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰ خَرِ ۗ قَا لَ لَاَ قْتُلَـنَّكَ ۗ قَا لَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya : “Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.”(QS. Al-Ma’idah 5: 27)

Sesungguhnya Idul Adha identik ditandai dengan penyembelihan hewan atau yang lebih kita kenal sebagai qurban. Penyembelihan hewan qurban dalam Islam sebagai ritual dan peribadatan tua yang telah dilakukan selama ribuan tahun.

Sabda Rasulullah ﷺ :

مَنْ وَجَدَ سَعَةً وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

Artinya : Barangsiapa memiliki kemampuan tapi dia tidak melakukan ibadah kurban, maka janganlah dia mendekati masjid kami. (HR. Ahmad 2/321 dan Ibnu Mâjah)

Hadist ini adalah perintah Rasulullah ﷺ untuk umatnya, karena itu, tidak selayaknya bagi orang yang mampu meninggalkan ibadah ini. Hendaklah dia berqurban dengan satu hewan (kambing) atas nama dia dan keluarganya.

Seungguhnya qurban mengingatkan sesorang Mukmin kepada satu peristiwa yang melukiskan satu kesediaan memberi qurban kepada yang lebih tinggi dan lebih besar, yakni peristiwa pengorbanan yang diperintahkan Allah kepada Ibrahim as dan anaknya Ismail as.

Baca Juga :

  1. Wamendikdasmen kunjungi Islamic Boarding School Persis Ash-Shiddiqin PPI343
  2. Wamendikdasmen Prof Atip Latipulhayat, PUI Adalah Mitra Pemerintah Dalam Pendidikan.
  3. Kurban Dengan Seekor Kambing Terbaik.

Peristiwa itu terjadi, kira-kira  saat usia Ismail as telah mencapai 7 tahun, Nabi Ibrahim as bermimpi diperintahkan oleh Allah ﷻ untuk menyembelih Ismail as.

Firman Allah ﷻ :

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَا لَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَا مِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَا ذَا تَرٰى ۗ قَا لَ يٰۤاَ بَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya : “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS. As-Saffat 37: 102)

Qurban mempunyai kedudukan yang penting dalam Islam. Dengan semangat berqurban maka kita telah berusaha mendekatkan diri dengan Allah ﷻ, Sang Maha Pencipta yang dilambangkan dengan penyembelihan hewan.

Namun hanyalah keikhlasan, ketakwaan, dan keimanan manusia saja yang akan sampai kepada Allah ﷻ, bukan darah atau daging dari hewan yang diqurbankan.

Sesungguhnya melaksanakan perintah qurban merupakan suatu upaya seorang hamba dalam meraih ketaqwaan. Namun dalam pelaksanaan perintah tersebut dapat saja niat si hamba melenceng dari niat awalnya.

Qurban dilaksanakan bukan untuk meraih ketaqwaan dan ridho dari Allah ﷻ, melainkan tidak lebih pada kegiatan rutinitas bersama keluarga atau jamaah setiap Idul Adha tiba.

Firman Allah ﷻ :

لَنْ يَّنَا لَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا دِمَآ ؤهَا وَلٰـكِنْ يَّنَا لُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ ۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَـكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya : “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-Hajj 22: 37)

Qurban yang banyak tetapi tanpa keikhlasan dan ketaqwaan dari orang yang berqurban, hal tersebut tak bernilai dihadapan Allah ﷻ. Kebanyakan orang menilai ibadah qurban cenderung melihat dari lahirnya yang tampak. Padahal Allah ﷻ melihat pada sisi sebaliknya yaitu dari keikhlasan orang tersebut.

Bahkan tidak sedikit pula tatkala melaksanakan ibadah qurban hanya untuk membangun pencitraan agar disebut sebagai dermawan atau ada imbal balik dengan harapan mendapat suara atau pujian dari masyarakat.

Bersyukurlah, karena mampu berqurban setiap Idul Adha tiba. Tetaplah bersemangat dalam beramal shaleh walau belum mampu ikut berqurban.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.

Persatuan News

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *