Politisi, Kekuasaan dan Popok

Sifat kekuasaan yang mudah membusuk, jika terlalu lama dipertahankan tanpa pertanggung jawaban seperti popok yang harus diganti karena kotor dan menimbulkan bau yang tak sedap..

persatuannews.com. Indonesia adalah panggung politik di mana semua warga negara terlibat dalam semua gerak membentuk sejarahnya sendiri. Dengan segala dinamikanya, negara menjadi tenda besar bagi segenap entitas bangsa yang ada di dalamnya. Ditengah kemajemukan bangsa, diperlukan sebuah konsepsi perekat yang dengan konsepsi tersebut memungkinkan semua hidup dan berkembang.

Teori politik modern yang dicanangkan Niccolo Machiavelli filsuf politik Italia yang hidup pada abad ke-15 dan ke-16. Teori politiknya yang terkenal adalah tentang bagaimana seorang pemimpin harus bertindak untuk mempertahankan kekuasaan dan stabilitas negara dengan menghalalkan segala cara.

Tentunya kita sebagai entitas, anak bangsa tidak boleh terjebak oleh teori Machiavelli sehingga abai mengedepankan moralitas dan etika.  Pengabaian moral dan etika memiliki dampak jangka panjang, termasuk kerusakan institusi dan sistem politik.

Baca Juga :

  1. PP PERSIS Apresiasi Pengetatan Haji oleh Saudi, Soroti Carut Marutnya Penyelenggaraan Haji Indonesia 2025
  2. LAZ Persis Sumatera Utara Menyerahkan Bantuan Bencana
  3. Muhammad Nuh Dukung Pembangunan Jalan Lintas Padang Lawas-Mandailing Natal, Siap Kawal di Tingkat Nasional.

Hal-hal seperti yang disebutkan diatas mengingatkan, dan sekaligus menyindir kita semua tentang sifat kekuasaan yang mudah membusuk jika terlalu lama dipertahankan tanpa pertanggung jawaban seperti popok yang harus diganti karena kotor dan menimbulkan bau yang tak sedap. Politisi pun jika terlalu lama menjabat tanpa pengawasan cenderung kehilangan integritas dan melupakan kepentingan publik.

Mark Twain nama pena dari (Samuel Langhorne Clemens, seorang penulis dan humoris Amerika yang terkenal) mengajak kita untuk melihat kekuasaan dengan skeptisisme yang sehat. Ia menyampaikan bahwa rotasi dan kontrol terhadap pemegang kekuasaan adalah bagian penting dari kehidupan demokrasi.

Bukan karena semua politisi buruk, tapi karena kekuasaan yang tidak diawasi beresiko menjadi tempat tumbuhnya korupsi, arogansi, dan penyalahgunaan wewenang. Dalam berpolitik, kebersihan moral sama pentingnya dengan kebersihan fisik. Seperti popok, jika sudah terlalu lama tidak diganti, baunya akan mencemari lingkungan sekitarnya.

Kita tidak mau dan membiarkan panggung politik diramaikan oleh para petualang politik, dan pebisnis politik ( mereka yang memperlakukan politik sebagai ajang bisnis) apabila ini terus-menerus terjadi kondisi ini akan melahirkan kekecewaan di tengah masyarakat.

Kita rindu dengan sosok pendahulu Republik ini, seperti Bung Hatta salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, dikenal karena integritas dan kesederhanaan hidupnya. Kisah tentang Bung Hatta yang tidak bisa membeli sepatu Bally karena keterbatasan finansial, bukti tersebut ditemukan setelah beliau meninggal dunia, begitu juga sahabat Rasulullah SAW yang mulia, keteladanan Umar Bin Khattab menjadi inspirasi banyak orang.
Wallahualam bi shawab.

Penulis: Abdul Aziz, ST
Anggota Komisi Siyasyah, Syari’ah dan Kerjasama antar Lembaga MUI Kota Medan.