Jendela Fajar : Keserakahan

“Dua serigala lapar yang menghampiri seekor kambing tidak lebih berbahaya baginya daripada ambisi seseorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya.” (HR. Tirmidzi)

persatuannews.com. Keserakahan manusia luar biasa terhadap alam yang mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Firman Allah ﷻ :

لْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ﴿١﴾ حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ﴿٢﴾ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿٣﴾ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿٤﴾ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ ﴿٥﴾ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ ﴿٦﴾ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ﴿٧﴾ ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

Artinya : Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak!

Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).” (QS At-Takâtsur 102: 1-8)

Begitu pula ketamakan manusia dalam pertambangan dan perkebunan yang berujung pada dampak negatif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, seringkali tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan.

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem, pencemaran air dan udara, serta konflik sosial. Meskipun pertambangan dapat memberikan manfaat ekonomi, penting untuk menyeimbangkan kepentingan ekonomi dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Rasulullah ﷺ bersabda :

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ

Artinya : “Sesungguhnya pada setiap umat  ada fitnah (ujiannya). Dan fitnah umatku adalah harta.” (HR. Bukhari)

KPK merilis, usaha perkebunan sawit seluas 2.535.495 hektar dikuasai 10 perusahaan besar. Sementara, 2,1 juta pekebun rakyat, hanya menguasai lahan seluas 4.756.272 hektar.

Fenomena serupa juga terjadi pada penguasaan tambang. Izin Pertambangan Rakyat sebanyak 171 izin dengan luas rata-rata 3,2 ha/izin dan izin usaha pertambangan (IUP) diterbitkan sebanyak 5.589 usaha dengan luas rata-rata 3.245 ha/IUP.

Baca Juga :

  1. Komunitas Pencinta Ilmu, Pengetahuan, dan Intelektual (KOPI PAHIT) dan Prodi S1 PPI Gelar Majelis Akademik Rutin dan Kongkow Berbasis Riset (MARKOBAR) Ke-16P PERSIS Apresiasi Pengetatan Haji oleh Saudi, Soroti Carut Marutnya Penyelenggaraan Haji Indonesia 2025
  2. Kampusku Tercinta
  3. Muhammad Nuh Dukung Pembangunan Jalan Lintas Padang Lawas-Mandailing Natal, Siap Kawal di Tingkat Nasional.

Dikuasainya SDA oleh sekelompok pengusaha, sebagaimana data yang dirilis KPK itu, terjadi hampir di semua daerah di Indonesia. Semua wilayah yang dianggap potensial, tidak luput dari jejaring usaha perkebunan, pertanian, dan pertambangan. (mongabay.co.id)

Sesungguhnya Indonesia mengalami kerusakan hutan tropis akibat industri pertambangan tertinggi di dunia dengan menyumbang 58,2 persen deforestasi dari 26 negara yang diteliti.

Deforestasi tropis dari industri pertambangan di Indonesia ini mencapai puncaknya pada periode 2010–2014, dan berlanjut hingga hari ini.(www.kompas.id)

Rasulullah ﷺ bersabda :

مَا ذئبان جَائِعَانِ أُرسِلاَ في غَنَمٍ بأفسَدَ لها مِنْ حِرصِ المرء على المال والشَّرَف لدينهِ

Arinya : “Dua serigala lapar yang menghampiri seekor kambing tidak lebih berbahaya baginya daripada ambisi seseorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya.” (HR. Tirmidzi)

Sungguh manusia lebih serakah daripada dua serigala lapar yang menerkam dan menghabisi kawanan kambing. Serigala lapar hanya menyerbu kambing, cukup makan beberapa ekor kambing saja agar kenyang, lalu serigala itu pun pergi.

Sedangkan manusia yang serakah, semua alam diexploitasi, dikuasai untuknya dan kroni-kroninya saja, rakyat hanya melihat namun tak merasakan apapun kecuali sedikit, sedangkan kerusan alam semakin luas.

Rasulullah ﷺ bersabda,

اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَلَا يَزْدَادُ النَّاسُ عَلَى الدُّنْيَا إِلَّا حِرْصًا، وَلَا يَزْدَادُوْنَ مِنَ اللهِ إِلَّا بُعْدًا

Artinya : “Hari Kiamat semakin dekat. Tidak bertambah (kemauan) manusia kepada dunia, melainkan semakin rakus. Dan tidak bertambah (kedekatan) mereka kepada Allah, melainkan semakin jauh.” (HR. Al-Hakim)

KPK mengatakan, korupsi dalam konteks SDA bukan sekadar suap menyuap dan penyalahgunaan wewenang. Tapi juga mencakup adanya institusi alternatif, yaitu jaringan yang dipelihara oleh kekuasaan, yang dalam praktiknya jauh lebih berkuasa dari kekuasaan legal itu sendiri.

Psikoanalis, Sigmund Freud berkata, ada sisi Id dalam diri manusia, sisi primitif yang lebih mendorong pada wilayah kesenangan dan nafsu individu. Semua manusia punya itu, tak dibedakan jenis kelamin atau profesi, apalagi ras dan suku bangsa.

Kuatnya godaan materi dan kesempatan yang dimiliki, membuat sisi Id manusia menonjol. Serakah dalam hal sumber daya alam adalah ketamakan nafsu yang menggiurkan.

Sentralisasi penguasaan SDA pada sekelompok orang, khususnya pertambangan dan perkebunan bisa dilihat sebagai konsekuensi logis dari pola-pola kapitalistik.

Kapitalisme yang merupakan anak kandung dari rasa serakah dan tamak itu membesar, membentuk pola-pola kehidupan individualistis di semua sisi.

Maka kendalikan diri bila ingin mendapatkan harta berlimpah, agar tidak terjebak dengan nafsu serakah dengan penuh ketamakan yang lalai akan haq dan kewajiban sebagai hamba-Nya.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.