Ketika Sakratul Maut Datang Menjeput

Sungguh, sakaratul maut digambarkan sebagai kondisi yang menegangkan, menyakitkan, dan bisa berlangsung lama, terutama bagi mereka yang selama hidupnya banyak melakukan kemaksiatan.

persatuannews.com. Sakaratul maut adalah keadaan menjelang kematian, di mana seseorang mengalami penderitaan atau pergolakan yang berat saat ruh akan meninggalkan jasadnya.

Allah ﷻ berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Ali Imran 3:185).

Istilah tersebut berasal dari bahasa Arab, sakarat yang berarti mabuk atau kehilangan kesadaran, dan maut yang berarti kematian. Sakaratul maut adalah proses terpisahnya ruh dari jasad.

Firman Allah ﷻ :

وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

Artinya : “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya“. (QS. Qaaf 50:19)

Sungguh, sakaratul maut digambarkan sebagai kondisi yang menegangkan, menyakitkan, dan bisa berlangsung lama, terutama bagi mereka yang selama hidupnya banyak melakukan kemaksiatan.

Baca Juga :

  1. Jendela Fajar : Keserakahan
  2. KONI Pematang Siantar Periode 2025-2029 Riau Alexander Siahaan :Jangan Cengeng “Mari Fokus Berlatih Kita Bangun Prestasi.
  3. Cuaca Kota Medan Cukup Panas: Ini Penjelasan BBMKG Wilayah I

Firman Allah ﷻ :

كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ {26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ

Artinya : “Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau“. (QS Al Qiyamah 75:26-30)

Syaikh Sa’di menjelaskan: “Allah mengingatkan para hamba-Nya dengan keadan orang yang akan tercabut nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi ujung leher (kerongkongan), maka pada saat itulah penderitaan mulai berat.

Ia mencari segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau kenyamanan. Karena itu Allah berfiman: “Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang akan menyembuhkan?” artinya siapa yang akan meruqyahnya dari kata ruqyah.

Saat itu ia telah kehilangan segala terapi umum yang ia pikirkan, maka ia hanya bergantung pada terapi Ilahi.  Ia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia. Dan bertaut betis kiri dengan betis kanan, maksudnya kesengsaraan jadi satu dan berkumpul.

Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anhuma, ia bercerita bagaimana Rasulullah ﷺ menjelang ajal menjemputnya.

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ رَكْوَةٌ أَوْ عُلْبَةٌ فِيهَا مَاءٌ فَجَعَلَ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي الْمَاءِ فَيَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَيَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ ثُمَّ نَصَبَ يَدَهُ فَجَعَلَ يَقُولُ فِي أخرجه البخاري ك الرقاق باب سكرات الموت و في المغازي باب مرض النبي ووفاته. الرَّفِيقِ الْأَعْلَى حَتَّى قُبِضَ وَمَالَتْ

Artinya : “Bahwa di hadapan Rasulullah ﷺ ada satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukkan tangan ke dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: “Laa Ilaaha Illa Allah”. “Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut”. Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata: “Menuju Rafiqil A’la”. Sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas“ (HR. Bukhari 6510).

Dari Anas Radhiyallahu anhu, berkata:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَمَّا ثَقُلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَعَلَ يَتَغَشَّاهُ فَقَالَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلَام وَا أخرجه البخاري في المغازي باب مرض النبي ووفاته.اليَوْمِ َرْبَ أَبَاهُ فَقَالَ لَهَا لَيْسَ عَلَى أَبِيكِ كَرْبٌ بَعْدَ

Artinya : “Tatkala kondisi Nabi makin memburuk, Fathimah berkata: “Alangkah berat penderitaanmu ayahku”. Beliau menjawab: “Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini.” (HR. Bukhari 4446)

Dalam riwayat Tirmidzi, ‘Aisyah Radhiyallahu anhu menceritakan,

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا أَغْبِطُ أَحَدًا بِهَوْنِ مَوْتٍ بَعْدَ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ شِدَّةِ مَوْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أخرجه الترمذي ك الجنائز باب ما جاء في التشديد عند الموت وصححه الألباني

Artinya : “Aku tidak iri kepada siapapun atas kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada Rasulullah“ (HR. Tirmidzi 979)

Sesungguhnya ketika kuku, gigi atau lainnya ditubuh kita dicabut paksa terasa sangat menyakitkan begitu pula saat sakratul maut tiba. Penderitaan yang terlihat sesaat selama nyawa dicabut pasti dialami setiap makhluk.

Sabda Rasulullah ﷺ :

” إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ

Artinya : “Sesungguhnya kematian ada kepedihannya“ (HR Bukhari 4449 dan 4453).

Sakratul maut fase menjelang kematian kepedihan dahsyat saat ruh dicabut dari jasad. Kematian adalah akhir dari kehidupan di dunia ini tetapi bukan akhir dari segalanya. Karena setelah kematian, ada alam barzah, hari kebangkitan dan alam akhirat.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.

Persatuan News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *