Forum Relawan Sumatera Utara Laksanakan FGD

Sibolangit-persatuannews.com. Bertempat dipemandian Alam Ceper sungai Betimus, Desa Tambunan, Kecamatan Sibolangit Deli Serdang nan asri Rabu (9/7/’25) dilaksankan Focus Group Discussion mengangkat tema “Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor Dalam Mengantisipasi Dampak Perubahan Iklim Dan Pembangunan Berkelanjutan”. Acara dipandu Koordinator FGD Benny Yudi Purnama yang dihadiri 15 orang peserta mewakili ; BPBD Sumatera Utara, KOGAMA, YBHI, ORARI, RAPI Medan, Forsa-UMA, HEF, USM, Yayasan Anugrah Hijau Indonesia-Ku (YAHI).

Isu yang diangkat pentingnya mengantisipasi perubahan iklim terhadap Pembangunan berkelanjutan khususnya Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat menarik untuk diperbincangkan serta member masukan solutif kepada steakholder pihak terkait.

Pada pertemuan tersebut Dr. Otniel Ketaren dari Universitas Sari Mutiara (USM) menyoroti Pembangunan pemandian bernuansa resort yang berada didelta Sungai mengapit 2 aliran Sungai, Sungai Pinarak dan Sungai Betimus, tanpa pengawasan dari Dinas Perkim maupun Dinas Lingkungan  Deliserdang serta Balai Wilayah Sungai (BWS) atau Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

Dalam hal ini pengembang melakukan pembetonan/turap didinding Sungai, mengakibatkan penyempitan alur Sungai dan berpotensi meningkatkan resiko banjir bandang. Pentingnya menekankan peran penting BPBD dalam Isu Adaptasi Perubahan Iklim (API) antisipasi dan Mitigasi bencana.

Baca Juga :

  1. Jendela Fajar : Keserakahan
  2. KONI Pematang Siantar Periode 2025-2029 Riau Alexander Siahaan :Jangan Cengeng “Mari Fokus Berlatih Kita Bangun Prestasi.
  3. Cuaca Kota Medan Cukup Panas: Ini Penjelasan BBMKG Wilayah I

Dr. Otniel Ketaren dari Universitas Sari Mutiara (USM) menyoroti pembangunan pemandian bernuansa resort yang berada di delta sungai, mengapit dua aliran sungai Pinarak dan Betimus, tanpa pengawasan dari Dinas Perkim maupun Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang serta Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera II.

Dalam hal ini pengembang melakukan pembetonan/turap dinding sungai, mengakibatkan penyempitan alur sungai dan berpotensi meningkatkan resiko banjir bandang. Menekankan peran penting BPBD dalam Isu Adaptasi Perubahan Iklim  (API) antisipasi dan mitigasi bencana.

Pemaparan kedua, Abdul Aziz dari Yayasan Anugerah Hijau Indonesia-KU, Purnabhakti  BMKG, Aktivis Lingkungan, menyoroti kondisi atmosfer dimana beberapa bulan cuaca dirasakan cukup panas khususnya di Kota Medan, normal suhu maximum tercatat 33,9°C dan suhu rata-rata 28°c. Pada bulan Juni 2025 beberapa kali terjadi temperatur udara panas diantaranya pada tanggal 1 Juni mencapai 38,22°c dan pada tanggal 28 Juni mencapai 36.6°c. Untuk kejadian suhu panas pada 1 Juni merupakan suhu ekstrem, kerana sudah berada 3°c di atas suhu normal berdasarkan data BBMKG 2008-2024.

Mengacu pada Perjanjian Paris (Paris Agriment) tentang perubahan iklim menetapkan tujuan membatasi kenaikan suhu global di bawah 2°C berusaha membatasi nya hingga 1,5 namun sekarang sudah terlampaui menjadi 1,55°c kondisi  ini memerlukan tindakan serius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,”jelas Aziz.

Syahrul Kabid 4 BPBD Sumut menegaskan perlunya keterlibatan Dinas PUPR dan Dinas Lingkungan Hidup dalam  proses perizinan dan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL). Mitigasi bencana harus melibatkan BPBD Kabupaten untuk mencegah resiko lebih besar.

Benny Yudi Purnama dengan menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengantisipasi dan menanggapi dampak perubahan iklim dan pembangunan  berkelanjutan di wilayah Sumatera Utara, khususnya daerah aliran sungai (DAS).

Bathara Surya YBHI, yang juga Perwakilan United Nations Environment Programme (UNEP) menceritakan pengalamannya bersama rombongan berangkat ke Nepal memasang peralatan pemantau Suhu udara di pegunungan bersalju saat ini yang mengkhawatirkan adalah mencairnya salju abadi akibat kenaikan suhu global.

Menyuarakan kampanye penanaman 80.000 batang pohon Mangrove sebagai upaya mitigasi dan mengajak seluruh elemen Pentahelix (pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media) untuk terlibat. Bathara menyampaikan penanaman pohon dilaksanakan di Pangkalan Susu pada bulan September 2025, rencananya akan dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto.

Menariknya diskusi di pinggiran sungai Betimus disertai cuaca sejuk seluruh peserta bersemangat, berbagai penanggap menyampaikan masukan. Tauhid Ichyar Ketua Forsa-UMA, Div. Perencanaan PDAM Tirtanadi (2003-2007).  Anomali Hidrometeorologi, menyampaikan bahwa menurut BMKG saat memasuki musim Kemarau ditinjau dari perspektif hidrometeorologi. Beberapa aliran mata air dari Sibolangit pada musim hujan mengalir 550–600 liter/detik, sementara saat kemarau menjadi 450-500 liter/detik.

Artinya bagaimana Pemerintah Provinsi dalam hal ini Perumda Tirtanadi dapat  mengelola sumber air dengan baik sehingga tidak terjadi keluhan masyarakat bahwa air dirumah kami sudah tidak hidup selama 3 hari, ” ujar Tauhid menirukan keluhan pelanggan air minum Tirtanadi.

Dr. Sujat Harto mengkritisi Infrastruktur Jalan dan Risiko Akses Terputus, saya mengamati  langsung kerusakan akses jalan menuju lokasi FGD di Desa Tambunan: terdapat jalan tersier sepanjang ±50 meter yang rawan longsor. Jalan tersebut merupakan wewenang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan perlu segera diperbaiki agar tidak mengisolasi warga dan pengunjung, lebih lanjut ini adalah jalan alternatif bila jalan Medan-Brastagi macet.

Purwanto (RAPI Kota Medan). Memberi kesaksian langsung tentang penyurutan sungai-sungai berhulu di pegunungan, termasuk Sungai Ular, akibat kerusakan ekosistem. Berkembang lebih lanjut tentang keberadaan Sekretariat FPRB dan Pusdalops: Peserta menanyakan perkembangan pembangunan sekretariat dan menyatakan kesiapan membantu, khususnya dalam bidang komunikasi radio pancar ulang (RPU) dan personel terlatih dari RAPI.

Koordinasi dan Silaturahmi, Diminta BPBD Sumut rutin mengadakan pertemuan dengan para relawan dan aktivis untuk memperkuat kolaborasi. Efisiensi anggaran tidak boleh menjadi penghalang dalam sektor krusial seperti kebencanaan, kesehatan, dan pendidikan.

Diskusi ditutup dengan kesepakatan untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesiapsiagaan bencana. Sungai Betimus Sembahe, adalah simbol kepedulian dan tanggung jawab bersama terhadap alam.

Pesan moral yang ingin disampaikan agar generasi sekarang tidak mewariskan kerusakan lingkungan terhadap  anak cucu.

  • Pewarta : M. Ash-Shiddqi
  • Editor : Abdul Aziz

Persatuan News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed