Hindari Terjadi Disorder Mental

"Barangsiapa memperbanyak istigfar, niscaya Allah melegakan setiap kegundahan mereka, melepaskan kesempitan mereka, dan memberikan rezeki secara tidak diduga-duga," (HR Abu Dawud).

persatuannews.com. Disorder mental atau gangguan jiwa adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.

Allah ﷻ berfirman :

اِنِّىۡ تَوَكَّلۡتُ عَلَى اللّٰهِ رَبِّىۡ وَرَبِّكُمۡ ؕ مَا مِنۡ دَآبَّةٍ اِلَّا هُوَ اٰخِذٌ ۢ بِنَاصِيَتِهَا ؕ اِنَّ رَبِّىۡ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ

Artinya : Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun makhluk bergerak yang bernyawa melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasainya). Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus (adil). (QS. Hud 11 : 56)

Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.

Dalam Islam, penyakit jiwa sering diidentikkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-mazmumah), seperti sifat tamak, dengki, iri hati, arogan, emosional dan seterusnya.

Hadits Rasulullah ﷺ,

أكْثِرُوْا مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ، فَمَنْ أَكْثَرَ مِنْهُ جَعَلَ الله لَهُ مِنْ كُلِّ غَمٍّ وَهَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: Barangsiapa memperbanyak istigfar, niscaya Allah melegakan setiap kegundahan mereka, melepaskan kesempitan mereka, dan memberikan rezeki secara tidak diduga-duga,” (HR Abu Dawud).

Penyakit jiwa biasanya dibedakan menjadi dua katagori umum, yaitu: Pertama, adalah kelainan mental yang dicirikan oleh gangguan fungsional. Warisan keturunan yang tidak menyenangkan (unfavorable heredity) dilengkapi faktor-faktor konstitusional dan pengalaman hidup yang merugikan adalah merupakan sebab utama dari penyakit.

Dalam kategori ini adalah: schizophrenia, paranoia, manic-depressive dan involution melancolia. Kedua, terdiri dari penyakit mental yang dikelompokkan dengan pertanda atau bukti organik (toxis-organic psychoses) termasuk dalam kelompok ini adalah senile dementia, psychoses with cerebral arteriosclerosis, general presis, alcoholic psychoses.

Rasulullah ﷺ bersabda :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي طَلْحَةَ الْتَمِسْ غُلَامًا مِنْ غِلْمَانِكُمْ يَخْدُمُنِي فَخَرَجَ بِي أَبُو طَلْحَةَ يُرْدِفُنِي وَرَاءَهُ فَكُنْتُ أَخْدُمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّمَا نَزَلَ فَكُنْتُ أَسْمَعُهُ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ (رواه البخارى)

Artinya : “Dari Anas bin Malik bahwa Nabi ﷺ bersabda kepada Abu Talhah: Carilah seorang anak kecil dari milikmu untuk melayaniku (selama kepergianku ke Khaibar). Abu Talhah keluar bersamaku dengan memboncengku.

Saat itu aku adalah seorang anak kecil yang hampir baligh. Aku melayani Rasulullah SAW saat beliau singgah dan aku selalu mendengar Nabi banyak berdoa: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu  dari  sifat  (jiwa)  gelisah, sedih, lemah, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang, dan dikuasai manusia” (HR al-Bukhari).

Baca Juga :

  1. 49 Delegasi Hima Persis Sumut Diberangkatkan ke Muktamar HIMA Persis di Riau
  2. Kaum Luth Yang Melampaui Batas
  3. PW Persis Sumut Tolak Konser HONNE Ditenggarai Promosikan LGBT

Sesungguhnya Allah ﷻ menganugerahkan jiwa pada manusia yang nilainya tak terhingga.  Dengannya, manusia merasakan ketenangan, suka, duka, bahagia, derita, kecewa, dan kedamaian.

Hal tersebut adalah anugrah besar yang  datang  dari Allah untuk manusia, selalu menuntun manusia pada cahaya kebenaran. Namun sebagaimana  tubuh, jiwa dapat merasakan sehat dan sakit. Terdapat berbagai penyakit jiwa gelisah, sedih, lemah, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang, dan dikuasai manusia.

Firman Allah ﷻ :

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”( QS Ar Ra’ad :28)

Kegelisahan diartikan sebagai keadaan cemas dan selalu merasa khawatir, tidak sabar dalam  menanti sesuatu. Sigmund Freud menyimpulkan bahwa kegelisahan adalah ekspresi dari kecemasan yang mendalam.

Gelisah muncul karena orang merasa takut kehilangan hak-haknya, baik materi, misal takut kehilangan harta dan jabatan, maupun non-materi. Meliputi kekhawatiran yang berlebihan, ketegangan, ketakutan yang tidak wajar, panik, takut kehilangan popularitas hingga takut tidak selamat di hari akhir.

Islam menjawab agar tidak gelisah, dituntunkan untuk selalu berbuat kebaikan, di antaranya jujur dalam ucapan dan tindakan. Imam al-Nawawi menyebut, dosa selalu menggelisahkan dan tidak tenangkan jiwa, sebagaimana disebutkan dalam Hadits:

دع ما يريبك إلى ما لا يريبك ، فإن الصدق طمأنينة ، وإن الكذب ريبة  (رواه أحمد)

Artinya : “Tinggalkan dan beralihlah dari sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu lain yang tidak meragukanmu. Sungguh kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedang dusta  menggelisahkannya” (HR Ahmad).

Sungguh disorder mental mempengaruhi pola pikir, perasaan, suasana hati, dan perilaku penderitanya. Bahkan merendahkan harkat dan martabat keluarga. Semoga Allah ﷻ melindungi kita dan senantiasa menjaga kita dari segala bentuk disorder mental.

  • Penulis : Tauhid Ichyar, Ka.Kantor Perwakilan LAZ Persis Sumatera Utara.
  • Anggota Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara.