Medan-persatuannews.com. Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu menuju hilir. Sungai memiliki beberapa jenis menurut jumlah airnya. Ia berperan penting bagi kehidupan, seperti sebagai sumber air minum, irigasi pertanian, jalur transportasi, serta habitat bagi flora dan fauna.
Allah ﷻ berfirman :
وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَا لُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُ تُوْا بِهٖ مُتَشَا بِهًا ۗ وَلَهُمْ فِيْهَاۤ اَزْوَا جٌ مُّطَهَّرَةٌ ۙ وَّهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Artinya : “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata,
“Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah 2:25)
Namun, sungai juga rentan terhadap pencemaran akibat aktivitas manusia, seperti limbah industri dan rumah tangga, yang dapat merusak kualitas air dan keseimbangan ekosistem. Sungai merupakan tempat mengalirnya air secara grafitasi menuju ke tempat yang lebih rendah.
Baca juga :
- Menhut: Bencana di Sumatera titik balik perbaikan tata kelola hutan
- 1.902 KK terdampak banjir di Tapanuli Tengah
- Usai Banjir Belajar Antri BBM
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah. Pada beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. (Wikipedia)
Keindahan sungai dengan keindahan taman-taman menjadikannya sebuah perumpamaan Surga yang Allah janjikan kepada hamba-hamba-Nya yang Taqwa.
Allah ﷻ berfirman :
۞ مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا ۚ تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا ۖ وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ
Artinya : “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (QS. Ar-Ra’du 13:35)
Hutan yang luas, tumbuhan menghijau, hewan-hewan liar bercengkrama, gunung-gunung memancarkan kecerian dan kesejukannya. Terdengar gemuruh arus air sungai dan gemiricik tetesan-tetesan air dicelah bebatuan yang terhampar menghadirkan rona penuh keindahan.
Subhanallah, keindahan itu menjadi sangat berarti ketika ketakjuban serta kekaguman memandang semua keindahan yang menyertai aliran sungai senantiasa ingat akan ke-Maha Agungan Allah penciptanya. Itulah anugrah Allah ﷻ untuk makhluknya dipermukaan bumi.
Namun gambaran sungai yang indah, hutan yang luas menjadi fenomena yang berbeda. Musibah banjir di Sumatera Utara pada Selasa (25/11/’25). Berbagai sungai mengalami banjir, sedikitnya di 8 kabupaten/kota di Sumatera Utara terdampak banjir bandang dan longsor. Tapsel dan Tapteng sebagai wilayah paling parah.
Ribuan warga mengungsi, ribuan rumah hancur, serta ribuan hektare lahan pertanian rusak tersapu banjir. Tercatat 51 desa di 42 kecamatan terdampak, dengan banjir melumpuhkan perekonomian, merusak infrastruktur, rumah ibadah, dan sekolah.
Di Medan banjir menerjang 19 kecamatan akibat hujan deras yang terjadi sejak Selasa (25/11). Banjir menyebabkan ribuan rumah terendam dan arus lalu lintas tidak dapat dilalui.
Rentetan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat tidak hanya disebabkan oleh intensitas curah hujan tinggi. Peristiwa berulang ini hampir sama dengan tahun lalu, yang masuk dalam kategori Bencana Hidrometeorologi, semakin parah akibat Deforestasi Indonesia dan rusaknya lingkungan.
Allah ﷻ berfirman :
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Rum 30:41)
Surat diatas menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di darat dan laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Tujuannya adalah agar Allah memberikan sebagian dari akibat perbuatan tersebut sebagai ujian, sehingga manusia menyadari kesalahannya dan kembali ke jalan yang benar.
Para ahli memperingatkan bahwa fenomena banjir bandang bukanlah murni bencana alam, melainkan krisis ekologis yang diakibatkan oleh campur tangan manusia. Di tengah ancaman ini, data global menunjukkan bahwa Deforestasi Indonesia termasuk yang terparah di dunia.
Bahkan data yang dirilis oleh World Population Review pada awal tahun 2024 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua dalam daftar negara dengan tingkat deforestasi terparah secara global. Sebagaimana dilansir Kompas.
- Penulis : Tauhid Ichyar
- Ka.Kantor LAZ Persis Sumatera Utara









