Keberkahan Hujan

Oleh : Tauhid Ichyar

persatuannews.com. Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan campuran hujan dengan salju (slit). Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi.

Allah ﷻ berfirman :

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِيْهِ تُسِيْمُوْنَ

Artinya: “Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu menggembalakan ternakmu.” (An-Naḥl 16 : 10).

Hujan merupakan proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. (Wikipedia)

Dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata Rasulullah ﷺ bersabda ,

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

Artinya : “Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi.

Turunnya hujan merupakan keberkahan bagi bumi dan penghuninya. Dengan air hujan kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi. Para petani sangat bergantung guyuran air untuk menyuburkan tanaman dan perkebunannya. Tanpa hujan, petani akan sulit panen. Tanpa panen, maka pasokan pangan tiada dan menyebabkan kelaparan, penyakit, dan berbagai hal lainnya.

Allah ﷻ berfirman :

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً مُّبٰـرَكًا فَاَ نْۢبَـتْـنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِ

Artinya : “Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen,” (QS. Qaf 50: 9)

Hakikat hujan mengantarkan keberkahan bagi penduduk bumi, namun keberkahan yang Allah turunkan dapat berubah menjadi teguran kepada manusia. Hujan turun mengakibatkan banjir dimana-mana. Ini teguran atas kecerobohan dan keserakahan yang telah disebabkan oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab.

Baca juga :

Baca juga :

  1. Hujan dan Kehidupan Mikrokosmos: Sebuah Analogi Biologis
  2. Muskerwil 2 PW Persis Sumut Resmi di Buka Oleh Ketum PP Persis
  3. KH Muhammad Nuh Tutup Muskerwil II Persis Sumut

Allah ﷻ berfirman :

وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخٰزِنِيْنَ

Artinya: “Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). Maka, Kami menurunkan hujan dari langit lalu memberimu minum dengan (air) itu, sedangkan kamu bukanlah orang-orang yang menyimpannya.” (QS Al-Ḥijr 15 : 22).

Penggundulan hutan dan pertambangan secara ilegal, serta kurang baiknya tatanan kebersihan di aliran sungai menjadikan hujan seringkali dianggap sebagai penyebab pembawa bencana.

Banyaknya kasus kejahatan atau kerusakan lingkungan yang tidak terselesaikan dengan baik. Kondisi ini menyebabkan rawan terjadinya bencana. Tanah longsor dan banjir menjadi sasaran yang tak terelakkan, berdampak terjadinya konflik antara satwa dengan manusia.

Allah ﷻ berfirman :

ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum 30: 41)

Rusaknya ekosistem hutan diIndonesia umumnya tidaklah terjadi dengan begitu saja. Ada tangan kapitalis sebagai the invicible hands yang menjarah secara serakah. Bahkan tak jarang mereka masuk berkolaborasi dengan pihak-pihak yang menciptakan kebijakan itu sendiri.

Menjaga hutan adalah menjaga kehidupan, hutan merupakan napas dan paru-paru dunia. Ketika hutan rusak, manusialah yang akan menerima dampak lebih dari bencana tersebut.

Sekecil apa pun kontribusi kita dalam menjaga hutan, itu akan membantu menjaga hutan kita tetap lestari, atau paling tidak kita telah membantu memperlambat kerusakan hutan.

Dengan melihat sederet peristiwa alam saat ini, maka jangan salahkan ketika hujan sebagai rahmat Tuhan turun membasahi bumi yang semestinya menjadi berkah justru berubah menjadi musibah banjir, longsor atau bencana lainnya.

Rasulullah ﷺ berdo’a,

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Artinya : Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari no. 1014)

Hujan merupakan kasih sayang Allah bagi makhluk-Nya dibumi, namun keserakahan manusia merubah wujud rahmat-Nya menjadi bencana bagi manusia itu sendiri. Semoga Allah SWT menggolongkan kita kepada hamba-hamba yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Nya.

  • Penulis Pengurus PW PERSIS Sumatera Utara
  • Pengurus Lembaga Ukhuwah Ummat Islam MUI Sumut