Sikap Assertif dalam Membangun Kebersamaan

Sikap assertif adalah sebuah sikap tegas dalam mengemukakan suatu pendapat, tanpa harus melukai perasaan lawan bicara. Orang yang assertif sangat tahu betul kapan mereka harus bicara, kapan mereka harus mengemukakan suatu pendapat dan bagaimana cara yang tepat untuk memberikan sebuah solusi tanpa harus menggurui. Pastinya orang yang memiliki sikap assertif selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bicara.

persatuannews.com. Aktifitas dalam membangun kebersamaan ditengah masyarakat, apakah di lingkungan RT, RW, Desa, Kampung atau dalam berorganisasi. Masing-masing individu memiliki karekteristik berbeda. Bertindak, berdiskusi, bercengkrama, adu argumentasi atau hanya sekedar bertutur sapa. Membangun komunikasi efektif selalu terkait dengan cara kita menyikapi lawan bicara, apakah bersikap agresif, bersikap pasif atau memilih bersikap assertif.

Tindakan untuk memilih agresif, pasif atau asertif menjadi penentu hasil akhir sebuah komunikasi yang dinginkan. Dengan sikap yang diambil, tentu kita merasa yakin bahwa komunikasi yang efektif merupakan awal suatu keberhasilan dan kesuksesan. Kita dapat menjaga diri untuk selalu bersikap assertif dan menghindari perilaku agresif ataupun pasif. Keberhasilan dalam berorganisasi menjadi penting dengan memahami tiga perilaku dalam komunikasi tersebut.

Sikap assertif adalah sebuah sikap tegas dalam mengemukakan suatu pendapat, tanpa harus melukai perasaan lawan bicara. Orang yang assertif sangat tahu betul kapan mereka harus bicara, kapan mereka harus mengemukakan suatu pendapat dan bagaimana cara yang tepat untuk memberikan sebuah solusi tanpa harus menggurui.
Pastinya orang yang memiliki sikap assertif selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bicara.

Baca juga :

  1. Diskusi Publik Tentang Bagaimana Menyikapi Kemungkinan Perbedaan Iedul Fitri 1446 H. Muhammad Nuh: Perbedaan Agar Menjadi Rahmat.
  2. Forsa-UMA, Bank Sumut, Komunitas Lingkungan Hidup, UMA : Getaren di Pondok Pesantren Amrullah Akbar.
  3. Kolaborasi LAZ Persis Sumut dan RM Seafood Mak Judes Santunan Anak Yatim

Perilaku assertif merupakan terjemahan dari istilah assertiveness atau assertion, yang artinya titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif (Horgie, 1990) Stresterhim dan Boer (1980), mengatakan bahwa orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku asertif orang yang berpendapat dari oreantasi dari dalam, memiliki kepercayan diri yang baik, dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut dan berkomunikasi dengan orang lain secara lancar. Sebaliknya orang yang kurang asertif adalah mereka yang memiliki ciri terlalu mudah mengalah, mudah tersinggung, cemas, kurang yakin pada diri sendiri, sukar mengadakan komunikasi dengan orang lain, dan tidak bebas mengemukakan masalah atau hal yang telah dikemukakan.

Menurut Rimm da Masters (1979), seperti yang dikutip Hargie (1990) mendefinisikan perilaku asertif sebagai perilaku antar pribadi yang bersifat jujur dan terus terang dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan mempertimbangkan pikiran dan kesejahteraan orang lain. Sikap asertifitas merupakan kemampuan mengekspresikan perasaan, membela hak secara sah dan menolak permintaan yang dianggap tidak layak serta tidak menghina atau meremehkan orang lain.

Perilaku asertif menyatakan secara langsung suatu ide, opini, dan keinginan dengan tujuan mengkomunikasikan sesuatu pada suasana saling percaya. Konflik yang muncul dihadapi dan solusi dicari menguntungkan semua pihak. Sikap assertif memulai komunikasi dengan cara santun dan terhormat sehingga dapat menyampaikan kepedulian dan rasa penghargaannya terhadap orang lain.

Tujuan komunikasi untuk mengungkapkan pendapat diri sendiri dan untuk menyelesaikan masalah interpersonal tanpa merusak suatu hubungan. Perilaku asertif mengharuskan untuk menghormati orang lain sebagaimana menghormati diri sendiri. Konflik tidak dapat dihindari dalam hubungan dengan sesama manusia. Walaupun konflik biasanya dipandang sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, tetapi proses penyelesaian konflik tersebut dapat membuat seseorang berkembang, meningkatkan pemahaman dan rasa hormat kepada orang lain, kendati terdapat perbedaan-perbedaan.

Berbeda dengan sikap assertif, sikap agresif, berkeinginan merebut kemenangan dengan cara mendominasi atau mengintimidasi orang lain. Seorang agresif bagai agresor, bertindak agresif memajukan kepentingannya sendiri atau sudut pandangnya sendiri tanpa peduli. Kejam terhadap perasaan, pemikiran, dan kebutuhan orang lain. Cara agresif ini sering berhasil karena orang lain dipaksa mengalah untuk menghindari konflik yang lebih buruk dan berkepanjangan. Seorang agresif merasa dirinya terus menerus dalam situasi terancam, berusaha keras menghindar dari serangan secara personal dengan terus menerus menyerang. Merasa diganggu oleh orang lain yang menghalangi usahanya.

Perilaku agresif dapat memberikan efek yang menguntungkan dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang merugikan. Seringkali orang yang cenderung untuk menggunakan strategi agresif secara terus menerus dalam mencapai tujuannya, memiliki sudut pandang yang menyimpang. Individu seperti ini tempramental, mudah marah, cepat frustasi. Menganggap kegagalan sebagai kekecewaan, merespon dengan kemarahan. Bukannya membantu menyelesaikan masalah, mereka malah meluapkan kemarahan dengan serangan. Pada awalnya orang lain mungkin menyerah akibat intimidasi yang bersikap agresif, namun bisa bertindak dengan cara yang halus untuk membalas.

Dari tiga sikap prilaku assertif, agresif dan pasif. Sikap prilaku pasif bukanlah sikap petarung. Sikap ini paling lemah, kurang percaya diri. Bersikap pasif, selalu menghindari konflik dengan cara apapun. Orang pasif akan mengatakan hal-hal yang tidak tidak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan karena takut orang lain tidak sependapat. Sikap pasif bersembunyi dan menunggu orang lain. Mereka meletakkan kepentingan atau keinginan orang lain di atas kepentingan dirinya.

Dalam suatu hubungan dengan orang lain, mereka cenderung gelisah, khawatir bagaimana orang lain akan bereaksi kepadanya. Masalah akan muncul ketika orang yang bersikap pasif, secara rahasia, merasa marah atau benci kepada orang lain. Orang yang pasif memandang dirinya sendiri sebagai korban manipulasi oleh orang lain. Cara pandang yang seperti inilah yang merusak kepercayaan diri.

Apapun sikap prilaku kita dalam membangun kerjasama dalam bekerja, agresif, assertif atau pasif pastilah kita masih manusia biasa yang tak luput dari benar dan salah dalam berkreasi. Tentu yang terpenting adalah membangun kerjasama, bekerja keras, introspeksi diri, belajar dari kekurangan dan selalu belajar dan belajar dalam memberikan yang terbaik dalam pelayanan masyarakat.

  • Penulis : Tauhid Ichyar
  • Pemerhati Sosial Masyarakat