Musim Kemarau : Hijaukan Halaman Rumah, Menghadirkan Kesejukan.

Ternyata bila manusia tidak menjaga lingkungan hidup, tidak hanya berpengaruh pada manusia tetapi juga merusak tatanan kehidupan dengan datangnya bencana.

persatuannews.com. Hari ini kota Medan masih diguyur hujan lebat, pada beberapa titik terjadi hujan gerimis yang berpindah-pindah pada beberapa lokasi. Namun pada beberapa kota Sumatera Utara, masih hujan lebat  menimbulkan musibah banjir.

Pusdalops PB Sumut mencatat Banjir di kota Padang Sidempuan pada Kamis (13/3) malam sekitar pukul 23.20 WIB berdampak dilima kecamatan yakni Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Batunadua, Padangsidimpuan Angkola Julu, dan Padangsidimpuan Tenggara. Banjir dan tanah longsor tersebut juga mengakibatkan puluhan kelurahan maupun desa di lima kecamatan itu juga terdampak.

Bahkan hujan lebat pada Minggu (16/3/2025), menyebabkan banjir bandang menerjang Kawasan kota wisata Parapat. Banjir bandang tersebut menghantam destinasi wisata, hotel, restoran, rumah sakit, permukiman warga dan sempat membuat jalan Nasional lumpuh total. Hingga Kamis (20/3/2025), kondisi kawasan pariwisata Parapat masih lumpuh. (www.kompas.id).

Kejadian diatas merupkan fenomena alam yang unik melanda daerah tinggi yang diperkirakan tidak dikunjungi banjir. Ternyata bila manusia tidak menjaga lingkungan hidup, tidak hanya berpengaruh pada manusia tetapi juga merusak tatanan kehidupan dengan datangnya bencana.

Baca juga :

  1. Laz Persis Sumut Berbagi Berkah Ramadhan 1446 H.
  2. Sebatang Rokok.
  3. UPT SPF SDN 101873 Desa Baru Gelar Kegiatan “Ramadhan Ceria” Membentuk Karakter Religius Siswa.

Awal  April tahun ini diperkirakan berakhir musim hujan, masuk musim Kemarau. Dari informasi ZOM (Zona Musim) diperkirakan musim Kemarau 2025 di Indonesia diperkirakan mulai sama hingga lebih lambat dari normalnya. Mencakup 409 ZOM (Zona Musim) (59%) yang tersebar di Indonesia. Akumulasi curah hujan musim kemarau di sebagian besar ZOM diprediksikan pada kategori Normal atau sama dengan biasanya tidak lebih basah atau tidak lebih kering. (Data BMKG Selasa, 25/3/25).

Puncak musim kemarau 2025 diprediksi terjadi pada Agustus di sebagian besar ZOM di Indonesia. Puncak Musim Kemarau 2025 diprediksi akan sama hingga maju atau datang lebih awal dari biasanya yang mendominasi hampir keseluruhan wilayah Indonesia.

Tahun 2024 lalu, pada Sabtu (1/6/2024), gelombang panas menelan korban yang cukup besar di India. Sedikitnya 33 orang dilaporkan tewas di sejumlah wilayah di India akibat sapuan gelombang panas. Korban tewas, termasuk para petugas pemilu, berjatuhan di Negara Bagian Bihar, Uttar Pradesh, dan Odisha. Wilayah-wilayah itu diperkirakan masih terpanggang panas ekstrem. (www.kompas.id).

Sebagaimana diketahui beberapa tahun ini dunia mengalami pemanasan global, bahkan hampir tidak ada satu negara pun didunia ini terbebas dari situasi ini. Kemajuan zaman mengakibatkan rusaknya lapisan ozon pada stratosfer bumi. Perubahan iklim yang tidak teratur dewasa ini membuat banyak negara di belahan dunia termasuk juga di Indonesia menjadi rentan terhadap bencana.

Dampak pemanasan global sudah kita rasakan. Semakin hari, bumi semakin panas. Perubahan cuaca yang tidak terduga, munculnya wabah penyakit, dan terjadinya berbagai bencana alam. Akibatnya sungguh sesuatu yang menakutkan bagi kelestarian hidup bumi, hidup keluarga dan hidup generasi lanjutan.

Salah satu penyebab peristiwa ini yakni terakumulasinya gas-gas rumah kaca dalam jumlah yang berlebihan, seperti dipergunakannya bahan bakar fosil, penebangan hutan tak terkendali, penggunaan bahan kimia yang berlebihan atau sebab-sebab liannya.
Sesungguhnya kesejukan panas bumi dapat diciptakan dengan banyak menanam pepohonan. Menghindari gelombang panas bumi dengan tanaman disekitar halaman rumah.

  • Penulis : Tauhid Ichyar.
  • Pemerhati Lingkungan Hidup.