USU Tingkatkan Mutu Dan Pemasaran Gendang Pakpong Melayu Melalui Modernisasi Peralatan

Deli Serdang-persatuannews.com. Universitas Sumatera Utara (USU) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam melestarikan budaya dan mendorong ekonomi kreatif melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat (PKM) Tematik. Bertempat di Desa Binjai Bakung, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, kegiatan ini berfokus pada “Peningkatan Mutu dan Pemasaran Produksi Instrumen Etnis Melayu Melalui Modernisasi Peralatan dan Pemberdayaan Pengrajin Gendang Pakpong ‘Rentak Serdang’.

Acara yang berlangsung Sabtu (2/8/2025) pukul 09.00 hingga 11.00 WIB ini tidak hanya menghadirkan serangkaian diskusi mendalam, tetapi juga menjadi momen strategis untuk memberikan dukungan konkret kepada pengrajin lokal. Tim proyek yang diketuai oleh Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D. (Wakil Dekan I FIB USU) menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara akademisi, praktisi budaya, dan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan warisan budaya.

Gendang Melayu: Lebih dari Sekadar Alat Musik. Dalam sesi pemaparan yang sangat informatif, Prof. Dr. Dra. Tengku Thyrhaya Zein, M.A. (Dekan FIB USU) menyampaikan paparan berjudul “Gendang Melayu sebagai Representasi Jati Diri Melayu.” Ia menjelaskan secara lugas bahwa gendang Melayu adalah cerminan jati diri yang kompleks dan dinamis. “Kaitan antara artefak budaya, dalam hal ini gendang Melayu, dan jati diri suatu etnis tidak bisa dipandang sebelah mata,” ujarnya.

Baca Juga :

  1. Cuaca Kota Medan Cukup Panas: Ini Penjelasan BBMKG Wilayah I
  2. Gebyar Muharram 1447 H, Aksi Donasi Untuk Palestina, Warnai Pelantikan PD Persis Dairi
  3. Kenaikan Suhu Global

Prof. Tengku Thyrhaya Zein menguraikan tiga poin utama: Geografis dan Ekologis: Pemilihan kayu pohon kelapa sebagai bahan dasar gendang bukan tanpa alasan. Ini mencerminkan adaptasi harmonis antara masyarakat Melayu dengan lingkungan pesisir. “Pohon kelapa melambangkan kemakmuran dan keberlanjutan hidup di wilayah maritim, mengukuhkan identitas Melayu sebagai bangsa bahari,” jelasnya.

Bahasa dan Penamaan: Keragaman nama gendang di berbagai daerah (seperti Gendang Ronggeng, Pakpong, Kompang) justru menunjukkan kekayaan budaya yang terikat oleh akar yang sama. “Ini mencerminkan konsep ‘Melayu itu serumpun,’ di mana perbedaan lokal tetap terwadahi dalam payung identitas yang lebih besar,” tambahnya.

Filosofis dan Etika: Gendang Melayu adalah repositori nilai-nilai luhur seperti persatuan, harmoni, dan keseimbangan. “Pepatah ‘bersatu teguh bercerai roboh’ terwujud nyata dalam permainan ensemble gendang, mengajarkannya bahwa kohesi sosial adalah kunci kekuatan masyarakat Melayu,” pungkasnya.
Modernisasi dan Strategi Pemasaran Digital

Aspek teknis dan ekonomi juga menjadi fokus utama dalam acara ini. Drs. Yoe Anto Ginting M.A. (Dosen Etnomusikologi USU) memaparkan materi “Organologi Gendang Melayu,” mengomparasi penggunaan bahan baku tradisional dengan versi pengembangan yang lebih modern. Sesi ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana inovasi dapat meningkatkan kualitas produk tanpa menghilangkan esensi tradisinya.

Sementara itu, Rahmatika Luthfiana Sholikhah, S.Sn., M.A. (Dosen Etnomusikologi USU) membawakan materi yang sangat relevan dengan tantangan saat ini: “Distribusi dan Pemasaran Online.” Ia memberikan panduan praktis kepada para pengrajin mengenai cara memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar, menjangkau konsumen dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.

Dukungan Penuh dari Berbagai Pihak. Keberhasilan acara ini didukung penuh oleh berbagai pihak yang turut hadir. Mereka termasuk Dharma (Perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatera Utara), Rizal (Ketua Sanggar Hangtuah Deli Serdang), Muhdi (Praktisi dan akademisi budaya Melayu), Tengku Ryo Rizqan (Perwakilan Ikatan Sarjana Melayu Indonesia), Topan, AMK, SE. (Kepala Desa Binjai Bakung), Baizuri (tokoh pemuda Melayu Pantai Cermin) dan tokoh-tokoh penting lainnya seperti Dr. Tengku Mira Sinar, M.A. (Perwakilan Kesultanan Serdang, Ketua DPD FSKN Sumatera Utara) dan Tengku Mohammad Ravy (FSKN Milenial).

Puncak acara yang paling dinanti adalah penyerahan satu unit mesin bubut pembuat balung gendang Melayu sebagai hibah dari USU kepada kelompok pengrajin “Rentak Serdang.” Hibah ini diserahkan langsung oleh Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D. Dengan adanya alat modern ini, diharapkan produksi gendang Pakpong dapat lebih efisien dan memiliki kualitas yang lebih terjamin, sehingga daya saing ekonomi mereka meningkat.

Kegiatan ditutup dengan meriah oleh pertunjukan musik dan tari Melayu yang dibawakan oleh musisi Rentak Serdang dan perwakilan Kesultanan Serdang. Acara yang dipandu oleh Tengku Zaqierra Zaain (Mahasiswi Etnomusikologi USU) ini berlangsung dengan sederhana namun meninggalkan kesan mendalam serta semangat baru bagi pelestarian dan pengembangan seni tradisi Melayu di Deli Serdang.(lebaihitam2025)

Pewarta: M. Ash-Shidiqqi
Editor : Abdul Aziz